Kloter 7 Surabaya tinggalkan Makkah tanpa Ngajiran
23 Oktober 2013 17:07 WIB
ILustrasi. Kedatangan Perdana Jamaah Haji Jamaah haji kolter pertama Jakarta bergegas menuruni pesawat Boeing 747-400 dengan nomor penerbangan GA 7401 setibanya di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (20/10). Kloter yang mengangkut 450 orang tersebut merupakan kloter pertama yang tiba di tanah air. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Makkah (ANTARA News) - Kloter tujuh Embarkasi Surabaya meninggalkan Makkah, Selasa (22/10) malam menuju Jeddah untuk terbang ke Tanah Air pada Rabu pagi pukul 07.05 waktu setempat, namun tanpa Ngajiran (53) seorang jamaah haji yang higga kini belum diketahui keberadaannya.
Ngajiran, anggota jemaah haji asal Bojonegoro itu terakhir diketahui dirujuk ke Rumah Sakit Mina Emergency pada 19 Oktober, kata Kepala Pengamanan Sektor 2 Makkah, M Amin.
"Kloter ini semula jumlahnya 444 orang, tetapi berkurang satu menjadi 443. Kemudian ditambah enam jemaah tanazul," katanya.
Ia menjelaskan, pada 18 Oktober, Ngajiran dibawa ke RS Mina Aljisr dengan ambulans milik Kerajaan Arab Saudi, yang kemudian dirujuk ke RS Mina Emergency.
Sementara menurut Kepala Seksi Pengamanan Daerah Kerja Makkah Letkol Caj Asep Abdullah, saat akan dijenguk, Ngajiran telah dirujuk ke rumah sakit lain.
"Ketika esok harinya dijenguk, ternyata RS tersebut sudah bubar karena itu RS sementara (selama masa Armina)," katanya.
"Sejak itulah kita kehilangan jejak," kata Asep yang sehari-hari berdinas sebagai Wakabintal Kodam III Siliwangi.
Hingga kloter tujuh Embarkasi Surabaya dilepas meninggalkan Makkah oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag Anggito Abimanyu, Selasa malam, Ngajiran belum ditemukan.
Asep menyebutkan, petugas Balai pengobatan Haji Indonesia oleh tim Sanitasi dan Surveilance pada 20-21 Oktober telah menyisir rumah sakit di Makkah namun tidak menemukan Ngajiran.
Pencarian akan tetap dilaksanakan hingga petugas meninggalkan Makkah pada 11 November.
"Kalaupun petugas sudah kembali ke Tanah Air, ada pihak Konjen yang akan melanjutkan pencarian," katanya.
Sementara hingga Rabu pukul 09.22 waktu setempat, jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat sebanyak 145 orang, sedangkan yang masih dirawat inap 1.337 orang.
Ngajiran, anggota jemaah haji asal Bojonegoro itu terakhir diketahui dirujuk ke Rumah Sakit Mina Emergency pada 19 Oktober, kata Kepala Pengamanan Sektor 2 Makkah, M Amin.
"Kloter ini semula jumlahnya 444 orang, tetapi berkurang satu menjadi 443. Kemudian ditambah enam jemaah tanazul," katanya.
Ia menjelaskan, pada 18 Oktober, Ngajiran dibawa ke RS Mina Aljisr dengan ambulans milik Kerajaan Arab Saudi, yang kemudian dirujuk ke RS Mina Emergency.
Sementara menurut Kepala Seksi Pengamanan Daerah Kerja Makkah Letkol Caj Asep Abdullah, saat akan dijenguk, Ngajiran telah dirujuk ke rumah sakit lain.
"Ketika esok harinya dijenguk, ternyata RS tersebut sudah bubar karena itu RS sementara (selama masa Armina)," katanya.
"Sejak itulah kita kehilangan jejak," kata Asep yang sehari-hari berdinas sebagai Wakabintal Kodam III Siliwangi.
Hingga kloter tujuh Embarkasi Surabaya dilepas meninggalkan Makkah oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag Anggito Abimanyu, Selasa malam, Ngajiran belum ditemukan.
Asep menyebutkan, petugas Balai pengobatan Haji Indonesia oleh tim Sanitasi dan Surveilance pada 20-21 Oktober telah menyisir rumah sakit di Makkah namun tidak menemukan Ngajiran.
Pencarian akan tetap dilaksanakan hingga petugas meninggalkan Makkah pada 11 November.
"Kalaupun petugas sudah kembali ke Tanah Air, ada pihak Konjen yang akan melanjutkan pencarian," katanya.
Sementara hingga Rabu pukul 09.22 waktu setempat, jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat sebanyak 145 orang, sedangkan yang masih dirawat inap 1.337 orang.
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013
Tags: