Moskow (ANTARA) - Seorang pejabat pemerintah Niger dalam masa transisi mengharapkan Amerika Serikat menyampaikan rencana negara adidaya itu untuk menarik pasukan, setelah negara Afrika barat itu mengakhiri perjanjian militer dengan Kantor Kementerian Pertahanan AS, Pentagon.

Sumber yang tidak disebutkan namanya itu mengemukakan hal tersebut kepada Sputnik pada Selasa.

Sebelumnya, juru bicara militer Niger Amadou Abdramane pada Sabtu (16/3) mengatakan Dewan Nasional untuk Perlindungan Tanah Air (CNSP) segera memutuskan perjanjian yang mengizinkan personel militer AS dan pegawai sipil Pentagon untuk beroperasi di wilayah Niger.

Sumber tersebut mengatakan pula bahwa keputusan itu diambil demi kepentingan rakyat Niger.

“Sekarang Amerika perlu menyampaikan rencana keberangkatan mereka kepada pemerintah (Niger), karena ini adalah pasukan mereka. Hanya mereka yang tahu apa yang mereka miliki di sini, sedangkan Niger tidak,” kata sumber itu.

Sumber pemerintah Niger mengatakan kepada Sputnik bahwa pemutusan perjanjian tersebut oleh pemerintah militer Niger, yang melakukan kudeta pada Juli lalu, secara efektif telah melarang angkatan bersenjata AS bergerak di seluruh negeri atau mengadakan latihan militer.

Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam suratnya kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS di awal Desember bahwa sekitar 648 personel militer AS masih bertugas di Niger.

Baca juga: Junta Niger batalkan kerjasama militer dengan Amerika Serikat
Baca juga: Militer Prancis siap membalas jika Niger menyasar fasilitasnya


Sumber: Sputnik