Aktivis iklim termasuk Greta Thunberg ganggu rapat saham maskapai
19 Maret 2024 09:08 WIB
Arsip - Pesawat komersial bersiap lepas landas di tengah polusi asap di Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu (4/10/2023). ANTARA FOTO/Auliya Rahman/rwa.
Izmir, Turki (ANTARA) - Sebanyak lima aktivis iklim dari gerakan Fridays for Future, termasuk Greta Thunberg mengganggu rapat umum pemegang saham Scandinavian Airlines (SAS) di Swedia pada Senin (18/3).
Para aktivis tersebut mengatakan bahwa maskapai penerbangan itu memproyeksikan gambaran yang salah tentang kelestarian lingkungan.
Mereka diizinkan menghadiri pertemuan di kantor pusat perusahaan di Frosundavik dekat Stockholm, karena Fridays for Future memegang saham di maskapai tersebut.
Peserta lain menuntut agar para aktivis meninggalkan tempat tersebut atau “menghormati agenda tersebut.”
Beberapa aktivis membentangkan spanduk, salah satunya bertuliskan “berhenti berbohong.”
Thunberg berbicara langsung kepada Pemimpin SAS Anko van der Werff tanpa meminta izin.
Dia mengatakan tidak ada penerbangan yang ramah lingkungan, dan menanyakan apa yang dapat dilakukan SAS untuk mengurangi penerbangannya di tahun-tahun mendatang.
“SAS telah melakukan banyak hal untuk mematuhi Perjanjian Paris dan kami telah bertindak sedemikian rupa agar sejalan dengan pedoman yang ditetapkan dalam perjanjian tersebut. Terbang itu penting. Penting untuk menyatukan dunia,” kata der Werff.
Thunberg mempertanyakan bagaimana dewan SAS bisa tidur di malam hari sementara orang-orang, menurutnya, sudah sekarat akibat krisis iklim.
"Mengapa Anda tidak menghormati masa depan kami? Mengapa Anda hanya mengandalkan klise? Anda tidak mendengarkan kami atau pada penelitian," katanya.
Baca juga: Aktivis Greta Thunberg didenda karena tak pedulikan perintah polisi
Kaum muda dari gerakan tersebut termasuk Thunberg berdemonstrasi pada Senin pagi di luar sebelum pertemuan tersebut, dengan mengatakan bahwa perusahaan itu tidak memiliki rencana realistis untuk mengurangi emisinya.
Kevin Anderson, profesor Energi dan Perubahan Iklim di Universitas Manchester, mengatakan dalam siaran pers bersama dengan gerakan tersebut bahwa pengurangan jumlah penerbangan diperlukan.
“Penerbangan adalah satu-satunya sektor di mana tidak ada kemungkinan teknis untuk mengurangi total emisi sesuai jadwal anggaran emisi ilmiah yang terkait dengan Perjanjian Paris. Satu-satunya pilihan realistis bagi sektor ini untuk melakukan bagiannya secara adil dalam menjaga kenaikan suhu di bawah 1,5 hingga 2 derajat Celcius adalah mengurangi permintaan secara drastis; apa pun yang kurang dari ini hanyalah sebuah penipuan,” katanya.
Fridays for Future adalah gerakan yang dipimpin pemuda yang dimulai pada tahun 2018 setelah Greta Thunberg yang berusia 15 tahun dan aktivis muda lainnya duduk di depan parlemen Swedia, atau Riksdag, di Stockholm setiap hari sekolah selama tiga pekan untuk memprotes kurangnya tindakan terhadap krisis iklim.
Perjanjian Paris adalah perjanjian iklim internasional yang disepakati pada tahun 2015 selama Konferensi Iklim PBB dan menyatakan bahwa kenaikan suhu global harus dijaga di bawah 2 derajat Celcius dan upaya harus dilakukan untuk membatasinya hingga 1,5 derajat Celcius.
Pekan lalu, Fridays for Future berdemonstrasi di luar Riksdag. Thunberg kemudian dibawa pergi oleh polisi.
Baca juga: Greta Thunberg dan para demonstran blokir akses gedung kementerian
Baca juga: Pengadilan izinkan aktivis iklim Greta Thunberg gugat Swedia
Sumber: Anadolu
Para aktivis tersebut mengatakan bahwa maskapai penerbangan itu memproyeksikan gambaran yang salah tentang kelestarian lingkungan.
Mereka diizinkan menghadiri pertemuan di kantor pusat perusahaan di Frosundavik dekat Stockholm, karena Fridays for Future memegang saham di maskapai tersebut.
Peserta lain menuntut agar para aktivis meninggalkan tempat tersebut atau “menghormati agenda tersebut.”
Beberapa aktivis membentangkan spanduk, salah satunya bertuliskan “berhenti berbohong.”
Thunberg berbicara langsung kepada Pemimpin SAS Anko van der Werff tanpa meminta izin.
Dia mengatakan tidak ada penerbangan yang ramah lingkungan, dan menanyakan apa yang dapat dilakukan SAS untuk mengurangi penerbangannya di tahun-tahun mendatang.
“SAS telah melakukan banyak hal untuk mematuhi Perjanjian Paris dan kami telah bertindak sedemikian rupa agar sejalan dengan pedoman yang ditetapkan dalam perjanjian tersebut. Terbang itu penting. Penting untuk menyatukan dunia,” kata der Werff.
Thunberg mempertanyakan bagaimana dewan SAS bisa tidur di malam hari sementara orang-orang, menurutnya, sudah sekarat akibat krisis iklim.
"Mengapa Anda tidak menghormati masa depan kami? Mengapa Anda hanya mengandalkan klise? Anda tidak mendengarkan kami atau pada penelitian," katanya.
Baca juga: Aktivis Greta Thunberg didenda karena tak pedulikan perintah polisi
Kaum muda dari gerakan tersebut termasuk Thunberg berdemonstrasi pada Senin pagi di luar sebelum pertemuan tersebut, dengan mengatakan bahwa perusahaan itu tidak memiliki rencana realistis untuk mengurangi emisinya.
Kevin Anderson, profesor Energi dan Perubahan Iklim di Universitas Manchester, mengatakan dalam siaran pers bersama dengan gerakan tersebut bahwa pengurangan jumlah penerbangan diperlukan.
“Penerbangan adalah satu-satunya sektor di mana tidak ada kemungkinan teknis untuk mengurangi total emisi sesuai jadwal anggaran emisi ilmiah yang terkait dengan Perjanjian Paris. Satu-satunya pilihan realistis bagi sektor ini untuk melakukan bagiannya secara adil dalam menjaga kenaikan suhu di bawah 1,5 hingga 2 derajat Celcius adalah mengurangi permintaan secara drastis; apa pun yang kurang dari ini hanyalah sebuah penipuan,” katanya.
Fridays for Future adalah gerakan yang dipimpin pemuda yang dimulai pada tahun 2018 setelah Greta Thunberg yang berusia 15 tahun dan aktivis muda lainnya duduk di depan parlemen Swedia, atau Riksdag, di Stockholm setiap hari sekolah selama tiga pekan untuk memprotes kurangnya tindakan terhadap krisis iklim.
Perjanjian Paris adalah perjanjian iklim internasional yang disepakati pada tahun 2015 selama Konferensi Iklim PBB dan menyatakan bahwa kenaikan suhu global harus dijaga di bawah 2 derajat Celcius dan upaya harus dilakukan untuk membatasinya hingga 1,5 derajat Celcius.
Pekan lalu, Fridays for Future berdemonstrasi di luar Riksdag. Thunberg kemudian dibawa pergi oleh polisi.
Baca juga: Greta Thunberg dan para demonstran blokir akses gedung kementerian
Baca juga: Pengadilan izinkan aktivis iklim Greta Thunberg gugat Swedia
Sumber: Anadolu
Penerjemah: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: