Tokyo (ANTARA) - Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT) merupakan sekolah Indonesia di luar negeri pertama yang para siswanya menjadi peserta alat ukur kemampuan bahasa Indonesia atau UKBI pada Senin (18/3).

Sebanyak lima dari 20 siswa kelas 12 SRIT meraih predikat sangat unggul dalam Uji Kemahiran Bahasa Indonesia (UKBI) yang dianggap setara dengan IELTS dan TOEFL itu.

Kepala SRIT Ari Driyaningsih mengaku bangga dengan capaian yang diraih para siswa tingkat akhir jenjang SMA.

Apa pun predikatnya, kata Ari, keberanian mereka untuk mengikuti UKBI di Jepang patut diapresiasi.

"Mereka telah turut serta melakukan upaya pemeliharaan dan pemajuan bahasa Indonesia, khususnya membuanakan bahasa Indonesia di Negeri Sakura," tuturnya.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Tokyo Amzul Rifin, turut merasa bangga atas keikutsertaan siswa SRIT dalam uji kemahiran berbahasa Indonesia.

Sebab, menurut dia, kemahiran berbahasa merupakan salah satu modal utama untuk meningkatkan kemampuan literasi.

"Terlebih, mereka yang mengikuti UKBI adalah para siswa SRIT yang sudah cukup lama tinggal di Jepang dan terbiasa berbahasa selain bahasa Indonesia," katanya.

Capaian tersebut menunjukkan fakta bahwa meski tinggal di Jepang, para siswa tersebut tetap sadar betapa menguasai kemampuan bahasa Indonesia pantang diabaikan.

Lima siswa yang beroleh predikat sangat unggul adalah Shakila Hiroko Munir, Fariz Aditya Ramadhan, Hikaru Todoroki, Alejandro Rakai Olave, dan Ursula Catharina Tri Putri Boestami.

Shakila Hiroko Munir, salah satu siswa SRIT, mengaku senang mengerjakan rangkaian tes dalam UKBI. Menurutnya, tiga jenis tes —menyimak, merespons kaidah, dan membaca— sangat menantang.

"Durasi 1,5 jam seperti tidak terasa," kata siswa SRIT kelahiran Tokyo yang meraih skor 702 dengan predikat sangat unggul itu.

Peserta lain Fariz Aditya Ramadhan mengaku harus berkonsentrasi penuh saat mengerjakan tes.

Dalam beberapa soal, ia mengaku harus memanggil kembali ingatan mengenai kaidah Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang pernah dipelajarinya di kelas.

"Untungnya, saya mendapatkan materi kaidah bahasa Indonesia yang intensif di kelas Bahasa Indonesia dengan Pak Asep Wijaya, sehingga sebagian besar soal dapat dijawab dengan baik," kata Ketua OSIS SRIT periode 2022/2023 yang beroleh skor akhir 700 dengan predikat sangat unggul itu.

UKBI memiliki tujuh predikat: istimewa (skor 725—800), sangat unggul (641—724), unggul (578—640), madya (482—577), semenjana (405—481), marginal (326—404), dan terbatas (251—325).

Peserta berpredikat sangat unggul dinilai mampu memahami kaidah bahasa Indonesia untuk keperluan keilmiahan dengan cukup baik.

Baca juga: Dubes Heri ajak pelaku usaha genjot ekspor pangan ke Jepang
Baca juga: KBRI Tokyo kawal penanganan 20 WNI ABK Fukuei-Maru