Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menyampaikan, Bulog secara bertahap melakukan modernisasi gudang untuk mempercepat proses bongkar muat beras.

Hal tersebut disampaikan Bayu terkait dengan usulan Ombudsman Republik Indonesia agar Bulog mengadopsi teknologi untuk percepatan bongkar muat beras.

"Secara bertahap Bulog melakukan modernisasi, investasi telah dibuat dan hasilnya kita melakukan pertimbangan, apakah di gudang tertentu menggunakan alat atau tenaga manusia," ujar Bayu di Jakarta, Senin.

Bayu menyebut, pada beberapa gudang Bulog mengadopsi alat-alat dengan teknologi modern. Namun, untuk sebagian gudang memang masih menggunakan tenaga manusia karena dianggap lebih efisien.

Tenaga kerja bongkar muat (TKBM) digunakan untuk gudang yang volume berasnya tidak terlalu besar. Terlebih, beras Bulog masih menggunakan karung ukuran 10 kilogram dan 50 kilogram sehingga akan lebih mudah dan praktis dalam bongkar muat.

Selain itu, penggunaan tenaga kerja juga dianggap dapat memberikan kesempatan lapangan pekerjaan.

"Memang kalau terjadi overload, terjadi pekerjaan yang ekstra berlebihan. Makanya biasanya penggunaan alat dengan conveyor, forklift itu akan lebih efisien dan cepat tapi kalau volumenya tidak terlalu besar, biasanya malah justru penggunaan tenaga kerja itu lebih baik," kata Bayu.

Sebelumnya, Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengatakan bahwa Perum Bulog harus terus berbenah untuk meningkatkan kinerjanya, terutama dalam percepatan distribusi beras.

Pernyataan itu disampaikan Yeka usai melakukan inspeksi mendadak ke Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (15/3), untuk memastikan ketersediaan beras.

Menurut Yeka, pasokan beras di Bulog sebetulnya cukup, tetapi proses logistik dan distribusi beras dari gudang ke konsumen masih terbilang lamban.

Yeka menyebut proses distribusi 2.000 ton beras Bulog ke pasar saat ini membutuhkan waktu 3-4 hari. Ini dikhawatirkan menyebabkan keterlambatan dalam penyaluran beras ke masyarakat.

Oleh karena itu, Yeka mengatakan bahwa Bulog harus melakukan pembenahan pada sistem logistiknya, termasuk proses bongkar muat barang. Upaya ini diharapkan dapat mempercepat ketersediaan beras di pasaran.

Dengan percepatan logistik, diharapkan harga beras dapat stabil dan kebutuhan masyarakat terpenuhi.

Baca juga: Ombudsman RI menilai perlu ada percepatan distribusi beras Bulog
Baca juga: Ombudsman RI mendukung keberlanjutan program bantuan pangan beras