Orangutan mati di Desa Peniraman
22 Oktober 2013 17:20 WIB
Satu orangutan jantan dewasa (Pongo pygmaeus pygmaeus) yang sudah tewas tergeletak di tanah, di Dusun Danau, Desa Peniraman, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (22/10).(ANTARA FOTO/Jessica H Wuysang)
Peniraman, Kalimantan Barat (ANTARA News) - Satu orangutan jantan tewas setelah sebelumnya ditangkap warga karena dikhawatirkan membahayakan penduduk di Dusun Danau, Desa Peniraman, Kabupaten Pontianak, Selasa siang.
"Tadi sekitar jam dua siang dia mati," kata Paul (45), warga Dusun Danau, Desa Peniraman, Kabupaten Pontianak.
Orangutan (Pongo pygmaeus pygmaeus) berjenis kelamin jantan itu sebelumnya membuat heboh warga setempat.
Paul menuturkan, pada Minggu petang (20/10), ia bermaksud menanam cabai di lahan belakang rumahnya sejarak sekitar 300 meter.
Setelah menanam cabai, ia lalu menyemprot tanaman timun. Saat posisinya tengah duduk, semak-semak yang ada di depannya bergoyang-goyang.
Jarak antara dirinya dan semak-semak itu dipisahkan parit. Ketika sang orangutan memunculkan diri, ia pun berbalik arah. Begitu juga sebaliknya, sang orangutan.
Namun Paul terus melanjutkan kegiatan berkebunnya.
Esok harinya, Senin petang (21/10), dia kembali menuju kebun di belakang rumahnya. Ia lalu melihat sesuatu di atas pohon karet.
"Saya pikir sarang tupai. Karena warnanya kemerah-merahan," ujarnya.
Seketika, "sarang tupai" itu bergerak dan mengejarnya. Mengetahui "sarang tupai" itu orangutan yang kemarin dilihatnya, Paul pun berlari pulang sambil berteriak.
Warga pun keluar rumah dan berusaha mengamankan sang orangutan. Sang orangutan berlompatan dari pohon ke pohon.
"Kemudian, orangutan jatuh dan ditangkap beramai-ramai. Tali pun digigit berkali-kali sampai putus," ujar dia.
Kejadian itu sekitar pukul sebelas malam. Orangutan itu lalu diamankan di kebun karet tak jauh di belakang rumah Paul.
"Dikasih makan apa-apa, tidak mau, hanya mau minum air putih," kata Yadi, warga setempat.
Sekitar Selasa siang, orangutan malang itu dibawa ke depan rumah Paul. Namun akhirnya tewas tak lama sesudahnya.
"Sudah dipanggil orang kesehatan, tapi sampai sore ini belum datang," kata Suryadi, Ketua RT 20/10, Dusun Danau.
Paul mengaku tinggal di kawasan itu sejak tahun 1982. Namun ia tidak pernah melihat orangutan.
Ia menduga orangutan tersebut mencari makan hingga ke dekat permukiman penduduk karena habitatnya terganggu.
"Di belakang, banyak hutan yang ditebang dan kini jadi kebun sawit," kata Suryadi.
Menurut dia, kebun sawit itu milik PT Djarum. Hutan yang dulu rimbun dan lebat telah berganti menjadi lahan sawit. Sekitar dua tahun silam, juga pernah ditemukan orangutan betina dan anaknya. Diduga, orangutan jantan ini adalah tetua orangutan itu.
"Tadi sekitar jam dua siang dia mati," kata Paul (45), warga Dusun Danau, Desa Peniraman, Kabupaten Pontianak.
Orangutan (Pongo pygmaeus pygmaeus) berjenis kelamin jantan itu sebelumnya membuat heboh warga setempat.
Paul menuturkan, pada Minggu petang (20/10), ia bermaksud menanam cabai di lahan belakang rumahnya sejarak sekitar 300 meter.
Setelah menanam cabai, ia lalu menyemprot tanaman timun. Saat posisinya tengah duduk, semak-semak yang ada di depannya bergoyang-goyang.
Jarak antara dirinya dan semak-semak itu dipisahkan parit. Ketika sang orangutan memunculkan diri, ia pun berbalik arah. Begitu juga sebaliknya, sang orangutan.
Namun Paul terus melanjutkan kegiatan berkebunnya.
Esok harinya, Senin petang (21/10), dia kembali menuju kebun di belakang rumahnya. Ia lalu melihat sesuatu di atas pohon karet.
"Saya pikir sarang tupai. Karena warnanya kemerah-merahan," ujarnya.
Seketika, "sarang tupai" itu bergerak dan mengejarnya. Mengetahui "sarang tupai" itu orangutan yang kemarin dilihatnya, Paul pun berlari pulang sambil berteriak.
Warga pun keluar rumah dan berusaha mengamankan sang orangutan. Sang orangutan berlompatan dari pohon ke pohon.
"Kemudian, orangutan jatuh dan ditangkap beramai-ramai. Tali pun digigit berkali-kali sampai putus," ujar dia.
Kejadian itu sekitar pukul sebelas malam. Orangutan itu lalu diamankan di kebun karet tak jauh di belakang rumah Paul.
"Dikasih makan apa-apa, tidak mau, hanya mau minum air putih," kata Yadi, warga setempat.
Sekitar Selasa siang, orangutan malang itu dibawa ke depan rumah Paul. Namun akhirnya tewas tak lama sesudahnya.
"Sudah dipanggil orang kesehatan, tapi sampai sore ini belum datang," kata Suryadi, Ketua RT 20/10, Dusun Danau.
Paul mengaku tinggal di kawasan itu sejak tahun 1982. Namun ia tidak pernah melihat orangutan.
Ia menduga orangutan tersebut mencari makan hingga ke dekat permukiman penduduk karena habitatnya terganggu.
"Di belakang, banyak hutan yang ditebang dan kini jadi kebun sawit," kata Suryadi.
Menurut dia, kebun sawit itu milik PT Djarum. Hutan yang dulu rimbun dan lebat telah berganti menjadi lahan sawit. Sekitar dua tahun silam, juga pernah ditemukan orangutan betina dan anaknya. Diduga, orangutan jantan ini adalah tetua orangutan itu.
Pewarta: Teguh I Wibowo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013
Tags: