Forum bisnis Eropa-Indonesia usul CEPA dipercepat
22 Oktober 2013 15:57 WIB
Dirjen KII Kementerian Perindustrian Agus Tjahajana bersama Interim-Director of International Relations, BusinessEurope, Brussels, Carsten Dannohl (kiri) dan President & CEO of PT Great Giant Pineapple, Harald Koh (ketiga dari kiri) menjadi narasumber pada Diskusi Panel 4th EU-Indonesia Business Dialogue Conference (EIBD) 2013 di Jakarta, 22 Oktober 2013. (kemenperin.go.id)
Jakarta (ANTARA News) - Para pemimpin bisnis yang tergabung dalam forum Dialog Bisnis Indonesia-Eropa (EIBD) mengusulkan agar Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa (UE) segera memulai negoisasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA).
Duta Besar Terpilih Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam dan ASEAN Olof Skoog menyatakan CEPA mampu dapat meningkatkan surplus perdagangan di kedua negara.
"Dengan tersedianya kerangka regulasi CEPA yang transparan dan terprediksi maka investasi Eropa akan lebih banyak masuk ke Indonesia karena itu merupakan salah satu upaya peningkatan akses terhadap pasar," kata Olof Skoog pada pertemuan EIBD ke-4 di Jakarta, Selasa.
Olof mengatakan, Eropa dan Indonesia perlu menjalin hubungan yang lebih erat dalam perdagangan dan investasi.
"Dengan UE sebagai pasar ekspor kedua terbesar bagi Indonesia dan investor terbesar kedua di Indonesia, kedua belah pihak akan mendapat manfaat dari kesepakatan kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA)," kata Olof.
Pada 2012, Indonesia mengalami surplus perdagangan dengan UE hingga 5,7 miliar Euro dari 25 miliar Euro hubungan komersial kedua negara.
Selain itu, diperkirakan 1.000 perusahaan Eropa telah berinvestasi sekitar 130 miliar Euro ke dalam perekonomian Indonesia yang secara langsung memperkerjakan 1,1 juta orang Indonesia.
"Dengan CEPA maka hubungan baik itu bisa lebih meningkat lagi nilainya," kata Olof.
Rekomendasi yang dihasilkan dialog dua hari (21-22 Oktober) itu akan disampaikan pada Kementrian Perdagangan Indonesia dan Komisi Eropa guna membantu meningkatkan peluang perdagangan dan investasi
Skema CEPA meliputi antara lain liberalisasi perdagangan, penanaman modal, Intelectual Proverty Right (IPR), dan infrastuktur dalam bentuk Publik Private Partnership (PPP).
Duta Besar Terpilih Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam dan ASEAN Olof Skoog menyatakan CEPA mampu dapat meningkatkan surplus perdagangan di kedua negara.
"Dengan tersedianya kerangka regulasi CEPA yang transparan dan terprediksi maka investasi Eropa akan lebih banyak masuk ke Indonesia karena itu merupakan salah satu upaya peningkatan akses terhadap pasar," kata Olof Skoog pada pertemuan EIBD ke-4 di Jakarta, Selasa.
Olof mengatakan, Eropa dan Indonesia perlu menjalin hubungan yang lebih erat dalam perdagangan dan investasi.
"Dengan UE sebagai pasar ekspor kedua terbesar bagi Indonesia dan investor terbesar kedua di Indonesia, kedua belah pihak akan mendapat manfaat dari kesepakatan kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA)," kata Olof.
Pada 2012, Indonesia mengalami surplus perdagangan dengan UE hingga 5,7 miliar Euro dari 25 miliar Euro hubungan komersial kedua negara.
Selain itu, diperkirakan 1.000 perusahaan Eropa telah berinvestasi sekitar 130 miliar Euro ke dalam perekonomian Indonesia yang secara langsung memperkerjakan 1,1 juta orang Indonesia.
"Dengan CEPA maka hubungan baik itu bisa lebih meningkat lagi nilainya," kata Olof.
Rekomendasi yang dihasilkan dialog dua hari (21-22 Oktober) itu akan disampaikan pada Kementrian Perdagangan Indonesia dan Komisi Eropa guna membantu meningkatkan peluang perdagangan dan investasi
Skema CEPA meliputi antara lain liberalisasi perdagangan, penanaman modal, Intelectual Proverty Right (IPR), dan infrastuktur dalam bentuk Publik Private Partnership (PPP).
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013
Tags: