Amman, Yordania (ANTARA) - Yordania dan Jerman, Minggu (17/3), memperingatkan bahwa serangan darat Israel di kota Rafah akan memperburuk kondisi kemanusiaan di selatan Jalur Gaza.

Raja Yordania Abdullah II mengadakan pembicaraan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di kota pelabuhan Laut Merah, Aqaba, untuk membahas perkembangan di Gaza, kata istana kerajaan dalam sebuah pernyataan.

Abdullah menggarisbawahi perlunya komunitas internasional "untuk segera bergerak guna mencapai gencatan senjata yang segera dan permanen di Jalur Gaza," kata pernyataan tersebut.

Dia menyerukan upaya ganda untuk melindungi warga sipil dan memberikan bantuan kemanusiaan yang memadai dengan segala caranya, tambah pernyataan itu.

Kedua pemimpin juga memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, tempat 1,4 juta orang mengungsi dari perang Israel yang sedang berlangsung, " akan memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza."

Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan hampir 1.200 orang.

Lebih dari 31.600 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas di Gaza, dan hampir 73.700 lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Perang Israel telah mengakibatkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan sebagian besar makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). Keputusan sementara ICJ pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil langkah untuk menjamin bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Palestina kecam Israel gunakan kelaparan sebagai senjata di Gaza
Baca juga: Israel tidak tunduk pada tekanan internasional untuk hentikan perang
Baca juga: Mantan komandan militer: Israel kalah perang melawan Hamas di Gaza