Mantan Wapres AS Mike Pence tolak dukung pencalonan Trump di pilpres
17 Maret 2024 12:50 WIB
Wakil Presiden AS Mike Pence (tengah) dan Ketua DPR AS Nancy Pelosi (kanan) mengikuti sidang gabungan Kongres untuk mengesahkan hasil pemilu tahun 2020 di US Capitol di Washington, D.C., Amerika Serikat, 6 Januari, 2021. ANTARA/Kevin Dietsch/Pool melalui Xinhua.
Ankara (ANTARA) - Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence pada Jumat (15/3) menyatakan menolak mendukung Donald Trump yang kembali mencalonkan diri di pemilihan presiden AS akhir tahun ini.
"Seharusnya tidak mengejutkan bahwa saya tidak akan mendukung Donald Trump tahun ini," ucap Pence kepada televisi AS, Fox News.
Pence melontarkan sikapnya itu mengacu ke peristiwa penyerbuan Gedung Kapitol di Washington DC oleh pendukung Trump pada 6 Januari 2021, menyebutnya sebagai salah satu alasan dirinya tidak mendukung atasannya dari 2016 hingga 2020 itu.
Saat itu, Trump diduga menyebut Pence layak digantung karena tidak berupaya menghalangi pengesahan hasil pilpres AS 2020 yang dimenangi lawannya, Joe Biden.
Politisi Partai Republik yang sempat mencalonkan diri untuk pemilihan presiden 2024 itu juga menyoroti perbedaan kebijakannya dengan Trump, yang digadang-gadang kembali menjadi capres Partai Republik meski dengan masalah hukum dan kontroversi yang menimpanya.
Sembari membanggakan pencapaiannya saat menjabat sebagai wakil presiden untuk Trump dari 2016 hingga 2020, Pence mengatakan bahwa Trump saat ini mulai melenceng dari agenda konservatif yang mereka junjung saat memimpin AS.
"Saya mesti menekankan bahwa selama kampanye pencalonan presiden, saya menyoroti kesenjangan signifikan antara saya dan Trump dalam berbagai hal yang lebih jauh dari sekadar perbedaan (pandangan) terkait kewajiban konstitusional yang saya tunaikan pada 6 Januari itu," kata Pence.
Ia juga menyebut Trump mulai berpaling dari komitmennya menangani utang negara dan hak aborsi, serta telah berubah sikap dalam menghadapi China dan aplikasi TikTok.
"Selama menyaksikan perkembangan pencalonannya, saya melihat Trump mulai meninggalkan komitmennya menangani utang negara. Saya juga melihatnya mulai menghindar dari komitmennya terhadap kesucian nyawa manusia," ucap dia menambahkan.
Walaupun pejabat-pejabat yang ditunjuk Trump berdampak pada perubahan hukum aborsi di AS, Pence menyebut Partai Demokrat kini menggaet semakin banyak dukungan setelah menyatakan membela hak reproduksi.
"Donald Trump mengejar dan menegaskan agenda yang bertentangan dengan agenda konservatif yang dibangun selama empat tahun kepemimpinan kami yang lalu," ucap Pence.
"Karena itulah, hati nurani saya tidak bisa mendukung Trump dalam kampanyenya kali ini," tegasnya.
Walaupun sebagian besar rival Trump di Partai Republik sudah menyatakan mendukung Trump, Nikki Haley, bakal capres Partai Republik yang baru-baru ini membatalkan pencalonannya, masih belum menyatakan dukungannya kepada Trump.
Sementara itu, penentang Trump dari Partai Republik dan mantan anggota DPR AS, Adam Kinzinger, serta mantan juru bicara Barack Obama, Tommy Vietor, memuji keputusan Pence.
Meski demikian, Pence dengan jelas menyatakan tetap setia dengan Partai Republik dan tidak akan mendukung Joe Biden.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Macron sebut Trump tidak akan menang dalam Pilpres AS 2024
Baca juga: "Rematch" Joe Biden vs Donald Trump bagi dunia
"Seharusnya tidak mengejutkan bahwa saya tidak akan mendukung Donald Trump tahun ini," ucap Pence kepada televisi AS, Fox News.
Pence melontarkan sikapnya itu mengacu ke peristiwa penyerbuan Gedung Kapitol di Washington DC oleh pendukung Trump pada 6 Januari 2021, menyebutnya sebagai salah satu alasan dirinya tidak mendukung atasannya dari 2016 hingga 2020 itu.
Saat itu, Trump diduga menyebut Pence layak digantung karena tidak berupaya menghalangi pengesahan hasil pilpres AS 2020 yang dimenangi lawannya, Joe Biden.
Politisi Partai Republik yang sempat mencalonkan diri untuk pemilihan presiden 2024 itu juga menyoroti perbedaan kebijakannya dengan Trump, yang digadang-gadang kembali menjadi capres Partai Republik meski dengan masalah hukum dan kontroversi yang menimpanya.
Sembari membanggakan pencapaiannya saat menjabat sebagai wakil presiden untuk Trump dari 2016 hingga 2020, Pence mengatakan bahwa Trump saat ini mulai melenceng dari agenda konservatif yang mereka junjung saat memimpin AS.
"Saya mesti menekankan bahwa selama kampanye pencalonan presiden, saya menyoroti kesenjangan signifikan antara saya dan Trump dalam berbagai hal yang lebih jauh dari sekadar perbedaan (pandangan) terkait kewajiban konstitusional yang saya tunaikan pada 6 Januari itu," kata Pence.
Ia juga menyebut Trump mulai berpaling dari komitmennya menangani utang negara dan hak aborsi, serta telah berubah sikap dalam menghadapi China dan aplikasi TikTok.
"Selama menyaksikan perkembangan pencalonannya, saya melihat Trump mulai meninggalkan komitmennya menangani utang negara. Saya juga melihatnya mulai menghindar dari komitmennya terhadap kesucian nyawa manusia," ucap dia menambahkan.
Walaupun pejabat-pejabat yang ditunjuk Trump berdampak pada perubahan hukum aborsi di AS, Pence menyebut Partai Demokrat kini menggaet semakin banyak dukungan setelah menyatakan membela hak reproduksi.
"Donald Trump mengejar dan menegaskan agenda yang bertentangan dengan agenda konservatif yang dibangun selama empat tahun kepemimpinan kami yang lalu," ucap Pence.
"Karena itulah, hati nurani saya tidak bisa mendukung Trump dalam kampanyenya kali ini," tegasnya.
Walaupun sebagian besar rival Trump di Partai Republik sudah menyatakan mendukung Trump, Nikki Haley, bakal capres Partai Republik yang baru-baru ini membatalkan pencalonannya, masih belum menyatakan dukungannya kepada Trump.
Sementara itu, penentang Trump dari Partai Republik dan mantan anggota DPR AS, Adam Kinzinger, serta mantan juru bicara Barack Obama, Tommy Vietor, memuji keputusan Pence.
Meski demikian, Pence dengan jelas menyatakan tetap setia dengan Partai Republik dan tidak akan mendukung Joe Biden.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Macron sebut Trump tidak akan menang dalam Pilpres AS 2024
Baca juga: "Rematch" Joe Biden vs Donald Trump bagi dunia
Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024
Tags: