Para dubes terkesan Festival Krakatau Lampung
21 Oktober 2013 02:03 WIB
Wamenparekraf Sapta Nirwandar (tengah) Gubernur Lampung Sjachroedin ZP (kedua kiri) bersama para duta besar negara sahabat memukul gamolan pada pembukaan Festival Krakatau Ke-23 di Kalianda, Lampung Selatan, Sabtu (19/10). (ANTARA FOTO/Kristian Ali)
Kalianda, Lampung Selatan (ANTARA News) - Sejumlah duta besar negara sahabat Indonesia mengaku terkesan dengan rangkaian acara Festival Krakatau ke-23 pada 2013 yang digelar di Provinsi Lampung.
"Semua sudah cukup bagus bagi kami dari awal sampai puncak acara kunjungan ke Gunung Anak Krakatau," kata Duta Besar Ekuador untuk Indonesia, Gonzalo Vega, saat mengikuti tur ke Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, dari atas kapal feri KMP Dharma Kencana IX, Minggu (20/10).
Ia mengaku baru pertama kali berkunjung ke Gunung Anak Krakatau.
Ia menilai pemerintah setempat telah memberikan hal-hal baik dari awal kedatangan hingga puncak acara.
Menurut dia, Lampung memiliki potensi lain yang bisa menjadi daya tarik, selain Gunung Anak Krakatau, sehingga perlu dikelola dengan baik.
"Seluruh potensi wisata dari budaya, alam, dan satwanya menjadi satu paket wisata yang menarik," ujar dia.
Khusus keberadaan Gunung Anak Krakatau, kata dia, sebagai fenomenal karena menunjukkan kekuatan bumi yang mengagumkan, seperti hidup yang terus bertambah setiap waktu.
Hal senada diungkapkan Dubes Palestina untuk Indonesia, Nail Mahmoud.
Ia mengaku terkesan dengan kunjungan itu, meskipun sudah berkali-kali mengikuti acara serupa.
"Sudah 15 kali saya berkunjung ke Gunung Anak Krakatau dalam berbagai `event`, namun tidak pernah bosan," kata dia.
Menurut dia, potensi wisata Lampung relatif sangat besar untuk menjadi destinasi turis dunia.
Namun, katanya, perlu perbaikan menyangkut berbagai hal, seperti infrastruktur jalan.
Menurut dia, jalan di Lampung masih kurang bagus untuk mendukung sektor wisata sehingga perlu dimaksimalkan lagi.
Jika Jembatan Selat Sunda cepat dibangun, katanya, akan mendukung pengembangan sektor wisata di Lampung.
"Jadi, perlu perbaikan secara maksimal pembangunan jalannya agar investor maupun wisatawan tertarik berkunjung ke Lampung," ujarnya.
Atase Perdagangan Yunani, Nicolas Aougoustinous, juga mengaku tertarik dengan objek wisata di Lampung.
Oleh karena itu, katanya, kunjungannya kali ini sekaligus untuk melihat cocok atau tidaknya menanamkan modal di Lampung pada bidang kuliner.
"Restoran kami ada di berbagai daerah di Lampung oleh karena itu perlu menjajaki investasi di Lampung," ujar dia.
(KA*B014/M029)
"Semua sudah cukup bagus bagi kami dari awal sampai puncak acara kunjungan ke Gunung Anak Krakatau," kata Duta Besar Ekuador untuk Indonesia, Gonzalo Vega, saat mengikuti tur ke Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, dari atas kapal feri KMP Dharma Kencana IX, Minggu (20/10).
Ia mengaku baru pertama kali berkunjung ke Gunung Anak Krakatau.
Ia menilai pemerintah setempat telah memberikan hal-hal baik dari awal kedatangan hingga puncak acara.
Menurut dia, Lampung memiliki potensi lain yang bisa menjadi daya tarik, selain Gunung Anak Krakatau, sehingga perlu dikelola dengan baik.
"Seluruh potensi wisata dari budaya, alam, dan satwanya menjadi satu paket wisata yang menarik," ujar dia.
Khusus keberadaan Gunung Anak Krakatau, kata dia, sebagai fenomenal karena menunjukkan kekuatan bumi yang mengagumkan, seperti hidup yang terus bertambah setiap waktu.
Hal senada diungkapkan Dubes Palestina untuk Indonesia, Nail Mahmoud.
Ia mengaku terkesan dengan kunjungan itu, meskipun sudah berkali-kali mengikuti acara serupa.
"Sudah 15 kali saya berkunjung ke Gunung Anak Krakatau dalam berbagai `event`, namun tidak pernah bosan," kata dia.
Menurut dia, potensi wisata Lampung relatif sangat besar untuk menjadi destinasi turis dunia.
Namun, katanya, perlu perbaikan menyangkut berbagai hal, seperti infrastruktur jalan.
Menurut dia, jalan di Lampung masih kurang bagus untuk mendukung sektor wisata sehingga perlu dimaksimalkan lagi.
Jika Jembatan Selat Sunda cepat dibangun, katanya, akan mendukung pengembangan sektor wisata di Lampung.
"Jadi, perlu perbaikan secara maksimal pembangunan jalannya agar investor maupun wisatawan tertarik berkunjung ke Lampung," ujarnya.
Atase Perdagangan Yunani, Nicolas Aougoustinous, juga mengaku tertarik dengan objek wisata di Lampung.
Oleh karena itu, katanya, kunjungannya kali ini sekaligus untuk melihat cocok atau tidaknya menanamkan modal di Lampung pada bidang kuliner.
"Restoran kami ada di berbagai daerah di Lampung oleh karena itu perlu menjajaki investasi di Lampung," ujar dia.
(KA*B014/M029)
Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: