"Buat apa ditangkap? Biarkan saja imigran ilegal itu sampai ke negara tujuannya yaitu Australia," kata Syarafuddin, yang juga Ketua Partai Persatuan Pembangunan Kepulauan Riau, di Tanjungpinang, Minggu.
Menurut dia, negara ketiga yang menjadi tujuan imigran ilegal, seperti Australia, cukup cerdas dalam menangani permasalahan itu.
Selain itu, imigran ilegal juga pernah mogok makan dan berdemonstrasi di dalam Rumah Detensi Imigrasi.
"Peristiwa itu dapat mempermalukan Indonesia di mata asing. Bukankah sebaiknya Pemerintah Indonesia mengurusi permasalahan bangsa sendiri?," katanya.
Dia juga mencontohkan pengamanan imigran ilegal di Bandara Raja Haji Fisabilillah, Tanjungpinang. Syarafuddin menduga ada upaya pengalihan penanganan imigran ilegal dari Jakarta ke Tanjungpinang.
"Tidak mungkin petugas di bandara tidak mengetahuinya," ujarnya.
Baru-baru ini polisi di Bandara Raja Haji Fisabilillah menahan empat imigran ilegal dari Afghanistan, yang terbang memakai Lion Air, yaitu Ehsan Haidiri, Ramazan Abbasy, Khalilillah Aarmaan, dan Mohammad Akbari.
Keempat imigran ilegal itu diketahui tidak memiliki dokumen apapun dan kuat dugaan mereka bisa menumpang pesawat setelah dibantu oleh sindikat tertentu.