Banjir dan longsor landa sejumlah wilayah di Ponorogo
15 Maret 2024 20:24 WIB
Kendaraan melintas di jalan desa yang tergenang air akibat tanggul sungai jebol di Desa Bedi Kulon, Ponorogo, Kamis (15/3/2024) malam. (ANTARA/HO - foto warga)
Ponorogo, Jatim (ANTARA) - Bencana banjir dan tanah longsor dilaporkan melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur sejak Kamis (14/3) hingga Jumat dini hari, namun belum ada informasi adanya korban jiwa akibat musibah tersebut.
Kepala BPBD Kabupaten Ponorogo, Masun di Ponorogo, Jumat, menjelaskan bencana hidrometeorologi yang disertai angin kencang itu menyebabkan beberapa kerusakan kecil dan terganggunya aktivitas warga.
Baca juga: Pemkot Semarang: 158.137 warga terdampak banjir
"Ada satu rumah warga yang atapnya rusak ringan tertimpa pohon. Penghuni sudah diungsikan untuk keselamatan sampai tadi pagi dilakukan pembersihan dan perbaikan," katanya.
BPBD mencatat ada lima kejadian bencana hidrometeorologi terjadi selama dua hari terakhir. Mulai dari banjir lokal, longsor serta angin kencang.
Bencana angin kencang terjadi di Desa Wagir Lor dan Desa Talun yang keduanya berada di wilayah Kecamatan Ngebel.
Kemudian kejadian tanah longsor terjadi di Desa Njrakah Kecamatan Sambit Ponorogo.
Peristiwa itu menimpa jalan yang arah ke balai desa di RT 02 Desa Njrakah. Hanya saja kata Masun lokasi longsor bukan jalan utama sehingga tidak mengganggu aktivitas warga sekitar.
Baca juga: Gubernur: Ada indikasi penebangan liar di lokasi banjir dan longsor
"Ini termasuk longsor yang skalanya kecil, tidak ada korban jiwa," kata Masun.
Selain itu, sebuah tanggul sungai yang berada di Desa Bedi Kulon, Kecamatan Bungkal jebol akibat luapan sungai di desa setempat. Akibatnya, air sungai di desa tersebut meluap dan menggenangi Desa Bajang dan Desa Karangan di Kecamatan Balong yang bersebelahan dengan Desa Bedi Kulon.
"Banjirnya cepat surut, banjir lokal sekitar pukul 23.00 WIB air sudah surut," imbuhnya.
Peristiwa banjir yang disebabkan oleh luapan sungai juga terjadi di Desa Bringinan Kecamatan Kauman, air sungai di desa setempat meluap akibat tersumbat oleh rumpun bambu yang terbawa banjir. Sama halnya dengan Desa Bedi Kulon, banjir di Desa Bringinan cepat surut setelah beberapa waktu.
"Sudah surut, tapi kita juga koordinasi dengan Pemdes dan BBWS untuk membersihkan rumpun bambu, karena masih berada di lokasi," katanya.
Baca juga: Wali Kota Semarang imbau tetap siaga meski banjir mulai surut
Kepala BPBD Kabupaten Ponorogo, Masun di Ponorogo, Jumat, menjelaskan bencana hidrometeorologi yang disertai angin kencang itu menyebabkan beberapa kerusakan kecil dan terganggunya aktivitas warga.
Baca juga: Pemkot Semarang: 158.137 warga terdampak banjir
"Ada satu rumah warga yang atapnya rusak ringan tertimpa pohon. Penghuni sudah diungsikan untuk keselamatan sampai tadi pagi dilakukan pembersihan dan perbaikan," katanya.
BPBD mencatat ada lima kejadian bencana hidrometeorologi terjadi selama dua hari terakhir. Mulai dari banjir lokal, longsor serta angin kencang.
Bencana angin kencang terjadi di Desa Wagir Lor dan Desa Talun yang keduanya berada di wilayah Kecamatan Ngebel.
Kemudian kejadian tanah longsor terjadi di Desa Njrakah Kecamatan Sambit Ponorogo.
Peristiwa itu menimpa jalan yang arah ke balai desa di RT 02 Desa Njrakah. Hanya saja kata Masun lokasi longsor bukan jalan utama sehingga tidak mengganggu aktivitas warga sekitar.
Baca juga: Gubernur: Ada indikasi penebangan liar di lokasi banjir dan longsor
"Ini termasuk longsor yang skalanya kecil, tidak ada korban jiwa," kata Masun.
Selain itu, sebuah tanggul sungai yang berada di Desa Bedi Kulon, Kecamatan Bungkal jebol akibat luapan sungai di desa setempat. Akibatnya, air sungai di desa tersebut meluap dan menggenangi Desa Bajang dan Desa Karangan di Kecamatan Balong yang bersebelahan dengan Desa Bedi Kulon.
"Banjirnya cepat surut, banjir lokal sekitar pukul 23.00 WIB air sudah surut," imbuhnya.
Peristiwa banjir yang disebabkan oleh luapan sungai juga terjadi di Desa Bringinan Kecamatan Kauman, air sungai di desa setempat meluap akibat tersumbat oleh rumpun bambu yang terbawa banjir. Sama halnya dengan Desa Bedi Kulon, banjir di Desa Bringinan cepat surut setelah beberapa waktu.
"Sudah surut, tapi kita juga koordinasi dengan Pemdes dan BBWS untuk membersihkan rumpun bambu, karena masih berada di lokasi," katanya.
Baca juga: Wali Kota Semarang imbau tetap siaga meski banjir mulai surut
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024
Tags: