Banjir Bungus diduga akibat pembalakan liar
20 Oktober 2013 02:40 WIB
ilustrasi Banjir Padang Seorang pengendara motor mendorong motornya saat melewati banjir di daerah Arai Pinang, Kelurahan Batuang Taba, Kecamatan Lubuk Begalung, Padang, Sumbar, Rabu (4/9). (ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi)
Padang (ANTARA News) - Wali Kota Padang Fauzi Bahar menyatakan meluapnya aliran Sungai Timbalun telah menimbulkan banjir yang menggenangi ribuan rumah pada tiga kelurahan di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, karena rusaknya kawasan hutan di bagian hulu sungai tersebut.
"Penyebab bencana banjir kuat dugaan akibat adanya aktifitas penebangan kayu secara liar, terutama di kawasan bukit sekitar lokasi hulu sungai itu," kata Fauzi Bahar di Padang, Sabtu Malam.
Menurut dia, karena hutan di bagian hulu sungai sudah rusak, sehingga keberadaannya sebagai pengatur dan penyerap air hujan yang turun, tidak mampu berfungsi maksimal.
"Itu akibatnya kalau hutan sudah rusak," katanya dengan nada tinggi.
Ia menyayangkan tindakan oknum masyarakat yang tidak bertanggungjawab dengan melakukan penebangan kayu secara liar itu.
Jika tidak ada tindakan yang sungguh-sungguh untuk mengatasi kerusakan hutan di hulu sungai itu, tak tertutup kemungkinan akan terus mengancam masyarakat di sepanjang aliran sungai tersebut.
Terkait banjir akibat meluapnya aliran sungai yang bermuara ke laut (kawasan pantai Barat Sumatra--red) itu, menurut dia, juga bersamaan terjadi gelombang pasang.
Kawasan yang dilanda banjir itu, rata-rata permukiman pendudukan sepanjang daerah aliran sungai, yang jaraknya maksimal 50 meter dari pinggir pantai.
Ia menjelaskan, warga korban bencana banjir saat ini sudah berada di lokasi penampungan, selain genangan air belum surut juga khawatir ketinggian air bertambah, karena hujan masih terus mengguyur wilayah itu.
"Walaupun air berangsur surut, namun warga masih tetap bertahan tinggal di lokasi pengungsian," kata dia.
Banjir yang melanda tiga kelurahan di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang merendam ribuan unit rumah warga terjadi pada Sabtu sore hari.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dinas Kebakaran Kota Padang, tercatat satu unit rumah tertimbun tanah, satu unit jembatan putus, ribuan hektare sawah terendam banjir.
Hingga saat ini belum ada dilaporkan korban jiwa akibat banjir tersebut.
(KR-ZON/H007)
"Penyebab bencana banjir kuat dugaan akibat adanya aktifitas penebangan kayu secara liar, terutama di kawasan bukit sekitar lokasi hulu sungai itu," kata Fauzi Bahar di Padang, Sabtu Malam.
Menurut dia, karena hutan di bagian hulu sungai sudah rusak, sehingga keberadaannya sebagai pengatur dan penyerap air hujan yang turun, tidak mampu berfungsi maksimal.
"Itu akibatnya kalau hutan sudah rusak," katanya dengan nada tinggi.
Ia menyayangkan tindakan oknum masyarakat yang tidak bertanggungjawab dengan melakukan penebangan kayu secara liar itu.
Jika tidak ada tindakan yang sungguh-sungguh untuk mengatasi kerusakan hutan di hulu sungai itu, tak tertutup kemungkinan akan terus mengancam masyarakat di sepanjang aliran sungai tersebut.
Terkait banjir akibat meluapnya aliran sungai yang bermuara ke laut (kawasan pantai Barat Sumatra--red) itu, menurut dia, juga bersamaan terjadi gelombang pasang.
Kawasan yang dilanda banjir itu, rata-rata permukiman pendudukan sepanjang daerah aliran sungai, yang jaraknya maksimal 50 meter dari pinggir pantai.
Ia menjelaskan, warga korban bencana banjir saat ini sudah berada di lokasi penampungan, selain genangan air belum surut juga khawatir ketinggian air bertambah, karena hujan masih terus mengguyur wilayah itu.
"Walaupun air berangsur surut, namun warga masih tetap bertahan tinggal di lokasi pengungsian," kata dia.
Banjir yang melanda tiga kelurahan di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang merendam ribuan unit rumah warga terjadi pada Sabtu sore hari.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dinas Kebakaran Kota Padang, tercatat satu unit rumah tertimbun tanah, satu unit jembatan putus, ribuan hektare sawah terendam banjir.
Hingga saat ini belum ada dilaporkan korban jiwa akibat banjir tersebut.
(KR-ZON/H007)
Pewarta: Derizon Yazid
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: