Jakarta (ANTARA News) - Media massa perlu mengangkat isu-isu substansial dalam proses penyelenggaraan pemilihan umum dan menghindari pemberitaan yang hanya berisi kompetisi antarpartai politik dan antarkandidat, kata Anggota Dewan Pers Ninok Leksono.

"Isu-isu substansial yang perlu diberitakan terkait penyelenggaraan pemilu yaitu pemberantasan korupsi, kemiskinan, krisis pangan dan energi," kata Ninok dalam Diskusi Kelompok Terfokus "Peran Pers dalam Proses Edukasi Pemilih untuk Pemilu" di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Jumat.

Ninok mengimbau media massa agar tidak terjebak pada dominasi pemberitaan partai-partai politik besar atau kandidat tertentu dan kurang memberikan ruang bagi partai-partai politik kecil atau kandidat yang kurang terkenal.

"Wartawan peliput pemilu juga harus mempunyai wawasan tentang pemilu, aturan-aturannya, dan integritas agar tidak terombang-ambing kepentingan politik," kata Ninok.

Rektor Universitas Multimedia Nusantara itu mengatakan redaksi media perlu mempunyai perencanaan komprehensif tentang peliputan pemilu.

"Pemberitaan tentang Pemilu 2014 juga semestinya tidak tertutup isu-isu sesaat yang akan muncul selama proses penyelenggaraan pemilu," kata Ninok.

Isu-isu yang akan mengiringi pemberitaan tentang Pemilihan Umum 2014, menurut Ninok, yaitu pemberantasan korupsi, penegakan kedaulatan pangan dan energi, Millennium Development Goals (MDGs) yang belum tuntas, perubahan iklim dan pemanasan global, dan daya saing nasional yang merosot.

Diskusi yang dihadiri sejumlah pemimpin redaksi media dan organisasi wartawan itu juga membahas posisi redaksi media terhadap pemilik perusahaan media yang juga terlibat dalam partai politik.

Ketua Umum Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) Rohmad Hadiwijoyo mengatakan media massa sebagai pilar keempat demokrasi mempunyai peran untuk menekan angka ketidakterlibatan pemilih dalam pemilu.

"Media juga berperan untuk mengantarkan para pemilih menjadi pemilih yang cerdas dan bertanggung jawab yaitu jika calon pilihannya kalah dalam pemilu mereka tetap lapang dada," kata Rohmad. (*)