Sorong (ANTARA News) - Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya mengatakan pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di Kota Sorong, Papua Barat, sebagai salah satu upaya membantu masyarakat untuk mengelola limbah ikan.

"Instalasi ini dipasang di tempat pelelangan ikan juga bagian dari upaya mengatasi pencemaran udara," kata Balthasar saat meresmikan IPAL di Kota Sorong, Jumat.

Selama ini nelayan setempat membuang limbah ikan langsung ke laut yang akan menimbulkan pencemaran air dan menimbulkan bau busuk.

Dengan hadirnya IPAL yang dibangun Kementerian Lingkungan Hidup, limbah ikan bisa diolah menjadi tepung ikan sebagai pakan ikan atau pelet.

Tepung ikan menjadi bahan baku pakan ikan yang saat ini 80 persen pemenuhannya di Indonesia masih impor.

Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan 2013, produksi perikanan tangkap Provinsi Papua Barat pada 2012 sekitar 120.329 ton per tahun.

Dari jumlah tersebut diperkirakan 40 persen berpotensi dijadikan bahan baku pembuatan pelet tepung ikan.

Sementara itu jumla nelayan di Kabupaten Sorong sekitar 2.000 orang sedangkan yang menggunakan Pusat Pelelangan Ikan (PPI) kurang dari 1.600 nelayan.

Dari hasil survei yang dilakukan dapat diperkirakan volume limbah ikan setiap nelayan sekitar satu kilogram per hari sehingga tersedia 1.600 kilogram limbah padat ikan setiap hari.

Seorang nelayan setempat, Edison (34) mengatakan, dengan adanya IPAL laut menjadi bersih dan tidak lagi berbau busuk.

"Selama ini kami membuang limbah ikan langsung ke laut, jadi bau. Tapi kami mau buang ke mana lagi," kata nelayan kampung Jembatan Puri, Kecamatan Sorong Manoi Kota Sorong.

Selain itu, kata Edison, limbah ikan yang mereka hasilkan bisa dimanfaatkan untuk pelet ikan.
(D016/N002)