Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk membukukan laba bersih Rp6,54 triliun pada kuartal ketiga 2013, tumbuh 29,8 persen dibandingkan periode yang sama 2012 sebesar Rp5,04 triliun.

"Laba bersih itu tercapai karena ekspansi kredit yang terus tumbuh, dan pengelolaan aset yang semakin prudent serta efisien, sehingga pendapatan operasional naik secara signifikan," kata Direktur Utama BNI, Gatot M Suwono, saat jumpa pers di Jakarta, Jumat.

Gatot menuturkan, dengan pertumbuhan laba tersebut, pihaknya mampu meningkatkan rasio return on asset (ROA) dari 2,8 persen pada kuartal III 2012 menjadi 3,3 persen pada kuartal III 2013. Begitu pula dengan return on equity (ROE) yang juga menguat dari 19,7 persen pada kuartal III 2012 menjadi 21,8 persen pada kuartal III 2013.

BNI juga mampu membukukan peningkatan Net Interest Margin (NIM) dari 5,8 persen pada kuartal III 2012 menjadi 6,1 persen pada kuartal III 2013. Di samping itu, BNI juga berhasil menurunkan Cost to Income Ratio (CIR) dari 47,1 persen pada kuartal III 2012 menjadi 44,0 persen pada kuartal III 2013 dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dari 72,0 persen pada kuartal III 2012 menjadi 66,8 persen pada kuartal III 2013.

"CIR dan BOPO yang semakin baik tersebut juga menjadi faktor penyumbang terbentuknya laba bersih BNI yang tumbuh 29,8 persen tersebut," ujar Gatot.

Membaiknya rasio-rasio tersebut merupakan perwujudan dari pelaksanaan kebijakan strategis BNI dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional melalui berbagai inisiatif strategis, antara lain upaya mengoptimalkan sumber daya manusia, logistik, dan infrastruktur; meningkatkan efektivitas biaya promosi dan pemasaran, memaksimalkan penggunaan channel-channel berbiaya rendah, serta membangun budaya menjual melalui peningkatan kapasitas pegawai.

"Sinergi antara Business Banking dengan Consumer and Retail Banking secara konsisten terus kami perkuat. Kami melakukan ekspansi Business Banking pada industri-industri yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi sembari mengoptimalkan rantai nilai bagi para nasabah korporasi dan nasabah perorangan," kata Gatot.

Gatot menambahkan, penyumbang peningkatan laba BNI dan semakin membaiknya rasio-rasio keuangan tersebut di atas, antara lain adalah pendapatan bunga bersih (net interest income) yang bertumbuh 23,4 persen dari Rp 11,20 triliun pada kuartal III 2012 menjadi Rp 13,82 triliun pada kuartal III 2013.

Penyumbang lainnya adalah pendapatan non-bunga (non interest income) yang tumbuh 24,2 persen dari Rp 5,75 triliun pada kuartal III 2012 menjadi Rp 7,15 triliun pada kuartal III 2013. Dari kedua sumber pendapatan itu, secara keseluruhan pendapatan operasional BNI tumbuh 23,7 persen dari Rp 16,96 triliun pada kuartal III 2012 menjadi Rp 20,97 triliun pada kuartal III 2013.

"Pertumbuhan pendapatan operasional merupakan hasil dari upaya BNI dalam meningkatkan ekspansi kredit dengan fokus pada delapan sektor unggulan yang saat ini mencakup sekitar 70 persen dari total portofolio Business Banking BNI. Ekspansi kredit itu kami lakukan secara hati-hati dan selektif dengan terus meningkatkan pemantauan kinerja kredit sebagai bagian dari early warning system," demikian Gatot.