Sleman (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memberikan rekomendasi dalam upaya ketahanan pangan di Kabupaten Sleman melalui penguatan sisi hulu.

"Penguatan ini dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses produksi (Availability)," kata Kepala BI Perwakilan DIY Ibrahim pada "High Level Meeting" Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Sleman di Aula Setda Sleman, Kamis.

Menurut dia, upaya lain yakni dengan utilisasi lahan tidur sebagai lahan pertanian dan utilisasi lumbung pangan (Utilization).

"Kemudian urgensi peran kelembagaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pangan, meningkatkan koordinasi dengan pelaku usaha besar/distributor terkait dengan harga jual yang wajar dan pola distribusi yang lancar dan digitalisasi neraca pangan untuk memastikan aliran komoditas masuk dan keluar wilayah Sleman," katanya.

Asisten Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman Bidang Perekonomian dan Pembangunan Haris Martapa mengatakan TPID Sleman berfokus pada Strategi 4K yakni menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan stok, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.

"Adapun detail kegiatannya antara lain kerja sama antardaerah, optimalisasi insentif fiskal, pemantauan ketersediaan stok baik beras maupun BBM/LPG dan panen raya padi dalam memastikan strategi stabilisasi stok pasokan," katanya.

Ia mengatakan, dalam stabilisasi harga, kegiatan yang dilakukan antara lain pasar murah di beberapa kapanewon (kecamatan), bantuan sosial penyaluran beras di 17 kapanewon dan iperasi pasar komoditas beras dan telur ayam ras.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan bahwa pemerintah daerah harus berperan dalam mengendalikan harga bahan pangan pokok.


"Menyongsong Hari Raya Idul Fitri 2024, perlu untuk menjamin ketersediaan bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat serta mengupayakan agar harganya terjangkau," katanya.
Baca juga: BI siapkan Rp28,1 triliun untuk kebutuhan Lebaran di Jateng-DIY

Baca juga: BI Perwakilan DIY sediakan layanan penukaran uang keliling