"Pengamatan temperatur di beberapa Stasiun BMKG Sumatera Utara suhu maksimum di Simpang Pos, Jalan Ngumban Surbakti Medan 36,2 derajat Celcius," ungkap Kepala BBMKG Wilayah I Medan Hendro Nugroho di Medan, Rabu.
Baca juga: Stefan Arand: Gelombang air dan cuaca panas Danau Toba jadi tantangan
Ia menjelaskan, Stasiun Geofisika Kelas I Tuntungan, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, mencatat 36 derajat celcius.Baca juga: Stefan Arand: Gelombang air dan cuaca panas Danau Toba jadi tantangan
Kondisi cuaca panas ini terjadi sejak akhir pekan lalu yang disebabkan oleh pola angin baratan cukup kuat dan bersifat menyebar di wilayah Sumatera Utara.
"Ini menyebabkan sulitnya pertumbuhan awan di wilayah itu. Pantauan Citra Radar pada 12 Maret 2024 menunjukkan tak ada pertumbuhan awan dari pagi hingga malam hari," katanya.
Untuk suhu permukaan laut di wilayah pantai barat Sumatera dan Selat Malaka, papar dia, relatif cukup hangat berkisar 30 hingga 32 derajat celcius.
"Pantauan udara atas pada 13 Maret 2024, angin di lapisan 925 - 200 mb cukup kencang satu hingga 39 knot dengan kelembapan cukup kering, sehingga pertumbuhan awan cukup sulit terbentuk di Kota Medan," ucap dia.
Baca juga: Malaysia mulai antisipasi dampak kesehatan serangan cuaca panas
Dia juga memperkirakan beberapa hari ke depan pola cuaca yang hampir sama juga akan terjadi dalam beberapa terakhir di wilayah Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara.Baca juga: Malaysia mulai antisipasi dampak kesehatan serangan cuaca panas
"Mengingat cuaca masih cukup panas, warga Kota Medan diimbau tetap waspada terhadap hal-hal yang bisa memicu kebakaran, kurangi aktivitas di luar rumah, memperbanyak minum air putih dan buah," tegas Hendro.
Saat ini, lanjut dia, kondisi cuaca di wilayah Sumatera Utara masih bersifat dinamis dan berpotensi gangguan cuaca di wilayah barat Sumatera yang bisa menyebabkan kondisi cuaca cukup labil.
"Kita harapkan peringatan dini disampaikan oleh BMKG dapat terus diikuti dan dicermati para kepala daerah, bupati dan wali kota guna melakukan koordinasi BPBD setempat," tutur Hendro lagi.
Baca juga: Penelitian ungkap cairnya es di Antartika terkait musim panas di Eropa