Bey mengaku saat ini masih kesulitan mendongkrak okupansi penumpang di BIJB Kertajati, sementara pemprov setempat berusaha menambah rute baru, di sisi lain maskapai mempertanyakan apakah dengan dibukanya rute baru itu, bakal menambah okupansi penumpang di BIJB Kertajati atau tidak.
"Seperti telur dan ayam. Maskapai juga menunggu. Benar ramai atau enggak? (Kalau dibuka rute baru). Sementara kita juga bagaimana mau menawarkan Kertajati, kalau rutenya terbatas," ujar Bey, di Gedung Sate, Bandung, Rabu.
Terlepas dari itu, dia memastikan Pemprov Jabar akan berusaha untuk meningkatkan kinerja BIJB Kertajati, khususnya dalam menambah rute penerbangan dari dan menuju bandara kebanggaan masyarakat Jabar tersebut.
Terlebih, sejauh ini kata Bey, target okupansi penumpang BIJB Kertajati masih jauh dari harapan, yakni hanya mampu memenuhi 30 persen dari angka ideal mobilisasi penumpang per hari.
"Idealnya 7.500 (penumpang) per hari. Sekarang sekitar dua ribu. Masih jauh. Intinya kita ingin (ada peningkatan), masih jauh dari target," ujarnya lagi.
Maka dari itu, kata dia lagi, penambahan rute dan jam penerbangan menjadi salah satu solusi utama guna mendongkrak okupansi penumpang di BIJB Kertajati, khususnya jelang Lebaran ini, seperti penerbangan ke Bali dan wilayah lainnya bisa sampai petang atau malam.
Sebab menurutnya lagi, sampai kapan pun BIJB Kertajati akan sulit bersaing dengan bandara lain, terutama yang terdekat seperti Bandara Soekarno-Hatta, dan Halim Perdanakusuma, bila tidak ada hal menarik, untuk memantik minat masyarakat agar mau bepergian melalui BIJB Kertajati.
"Bayangkan kalau ada seorang pegawai, dia ada acara di Bali besok. Kalau mau berangkat dari Kertajati, hari ini (dia harus) berangkat jam 12 siang. Sehari dia hilang (rugi waktu). Jadi harusnya ada yang sore atau malam (penambahan jadwal keberangkatan)," katanya pula.
Baca juga: Menhub tinjau kesiapan BIJB Kertajati jelang mudik Lebaran 2024
Baca juga: BIJB Kertajati catat lonjakan 11 persen penumpang saat libur panjang