Bangkalan (ANTARA) - Penjabat Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono meninjau lokasi terdampak banjir di Desa Kauman, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, dan membagikan nasi bungkus kepada korban banjir, Rabu.

Banjir di kawasan Blega Bangkalan ini akibat dampak hujan deras yang terjadi pada Selasa (12/3), sehingga mengakibatkan aliran Daerah Aliran Sungai (DAS) Blega meluap.

“Kami akan segera melakukan normalisasi DAS Blega karena ada kekhususan untuk tipe sungainya. Ada pecahan sungai, lalu menyatu lagi. Nah ini akan segera dinormalisasi oleh Dinas PU SDA Provinsi Jatim,” ujarnya

Pj Gubernur datang ke Blega didampingi Pj. Bupati Bangkalan Arief M Edie, sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Jatim. Rombongan langsung meninjau pemukiman di kawasan tersebut yang masih tergenang banjir selutut orang dewasa.

Usai meninjau, Pj. Gubernur Adhy mengatakan bahwa evakuasi masyarakat rentan utamanya lansia, telah dilakukan. Ia pun memastikan masyarakat rentan dan terdampak tidak diperkenankan kembali ke rumahnya masing-masing, sampai air benar-benar surut.

“Sebab saat ini, curah hujan masih tinggi dan diperkirakan masih akan hujan dalam beberapa hari ke depan,” katanya.

Baca juga: Jalur nasional penghubung 4 kabupaten di Pulau Madura terendam banjir
Baca juga: 2.000 orang terdampak banjir di Bangkalan, tinggi air capai 1,5 meter


Adhy juga memastikan kebutuhan logistik masyarakat terdampak banjir terpenuhi. Mulai dari kebutuhan dasar hingga kebutuhan penting selama bulan Ramadhan.

“Baik sahur dan buka puasa, atau bagi yang tidak berpuasa, jika di tengah-tengah ada yang membutuhkan, kita pastikan tercukupi. Kalau memang bisa dan memungkinkan, bisa langsung datang ke dapur umum di SMA Negeri 1 Blega,” katanya.

Lebih lanjut Adhy menegaskan bahwa khusus wilayah Blega, di daerah yang terdampak banjir tersebut telah dikerahkan satu unit mobil pompa untuk mengalihkan genangan yang ada di pemukiman warga. Bahkan ia berkesempatan memantau langsung proses penyedotan genangan air menggunakan mobil pompa.

“Pompa sudah on semua termasuk banjir yang ada di Pasuruan dan Mojokerto. Ini kita sudah siapkan mesin pompa air dengan kapasitas 250 liter per detik. Masih baru dan fresh, dari Pasuruan kita pindahkan ke sini sampai nanti surut. Kalau hujan dan tergenang lagi, tetap kita standby-kan di sini,” ucapnya.

Adhy juga mengunjungi lokasi dapur umum yang berada di SMA Negeri 1 Blega Bangkalan. Tampak aktivitas memasak guna memenuhi kebutuhan logistik para pengungsi dan masyarakat terdampak, tengah disiapkan.

Pada kesempatan itu, ia juga turut menyerahkan bantuan logistik dapur umum kepada Pj. Bupati Bangkalan berupa beras 1.000 kg, minyak goreng 144 liter, paket siap saji 720 kaleng, paket lauk pauk 1.200 kaleng, air mineral 50 karton dan terpal 5 lembar.

Baca juga: Sungai Blega meluap, 3.000 KK di Bangkalan-Jatim kebanjiran
Baca juga: Banjir menyebabkan kemacetan lalu lintas kendaraan di Bangkalan


Berdasarkan data yang dihimpun BPBD Jatim hingga Selasa (12/3) malam, kondisi genangan air di dua kecamatan yaitu Kec. Blega dan Kec. Arosbaya sudah cenderung mengalami penurunan berkisar 30 - 100 cm. Namun masih terjadi listrik padam di beberapa lokasi terdampak banjir.

Banjir luapan ini juga berdampak pada 1.602 KK serta 3 unit Fasilitas Umum yaitu Kantor Kecamatan, Balai Desa dan Tempat Ibadah. Bahkan satu pasar juga terdampak banjir luapan.

Sebagai langkah penanganan TRC BPBD Jatim terus melakukan evakuasi warga terdampak, serta telah mendirikan Pos Pengungsian dan dapur umum di SMAN 1 Blega Bangkalan.

Di sisi lain, usai meninjau kondisi banjir luapan di Kec. Blega, Pj. Gubernur Adhy Karyono juga mengunjungi Pondok Pesantren Salafiyah Sa'idiyah di Kecamatan Arosbaya, Bangkalan. Didampingi Pj. Bupati Bangkalan, kedatangan Pj. Gubernur Adhy ingin memastikan kondisi Ponpes yang juga turut terdampak banjir.

Banjir tersebut membuat proses belajar mengajar kepada 1.350 orang santri dan satriwati, sementara harus dihentikan. Volume banjir yang tinggi, membuat seluruh bagian Ponpes tergenang mulai dari 30 - 100 cm.

Baca juga: Banjir rob landa wilayah pesisir Trenggalek
Baca juga: Pesisir Selatan Sumbar masih terisolir akibat banjir-tanah longsor
Baca juga: Bupati Manokwari sebut banjir Sungai Wariori dipicu penambangan liar