"Kita harus menjaga agar harga di tingkat petani jangan sampai terlalu jatuh juga," ujar Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Rabu.
Bapanas sendiri sudah memberlakukan sementara relaksasi harga eceran tertinggi (HET) beras premium diimplementasikan guna menjaga stabilitas pasokan dan harga di tingkat konsumen selama Ramadhan 1445 Hijriah.
"Relaksasi harga eceran tertinggi (HET) beras premium yang diberlakukan sementara mulai 10 Maret sampai 23 Maret, beras di pasar modern dan tradisional sudah muncul. jadi salah satu fungsi relaksasi itu sebenarnya yang kemarin perolehan harga gabahnya di atas Rp8.000-9.000 per kg bisa mengeluarkan berasnya," kata Arief.
Hal ini dikarenakan beberapa waktu lalu harga Gabah Kering Panen (GKP) di atas Rp8.000 per kg, sehingga ada yang harga perolehannya memang sudah tinggi.
"Kemudian dikasih relaksasi selama dua pekan untuk last order sekitar 1,2-1,3 juta ton beras sudah benar, dan nantinya akan kembali lagi ke HET," ujar Arief.
Namun, lanjutnya, untuk beras-beras yang dari Food Station, BUMD DKI Jakarta yang sudah dikasih beras premium maka HET tetap Rp13.900 per kg.
Baca juga: Bapanas: Harga GKP mulai turun, harga beras bisa terkoreksi
Baca juga: Petani Lebak raup keuntungan besar GKP Rp7.000 per kilogram