Bio Farma kembali raih Penghargaan Primaniyarta 2013
16 Oktober 2013 17:05 WIB
Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi (kiri), bersama Wakil Gubernur Jawa Barat, Dedy Mizwar (kanan), mencanangkan aplikasi vaksin Pentavalent produksi PT Bio Farma (Persero) secara nasional. Diprediksi 15 juta dosis vaksin dasar ini diperlukan untuk balita Indonesia setiap tahun. (ANTARA News/M Ali Khumaini)
Jakarta (ANTARA News) - PT Bio Farma (Persero) kembali mendapatkan Penghargaan Primaniyarta 2013 dari Kementerian Perdagangan, untuk kategori Perluasan Pasar Baru, yang diserahkan Wakil Presiden Boediono, kepada Direktur Pemasaran Bio Farma, Mahendra Suhardono, di Jakarta, Rabu
Sebelumnya, Bio Farma telah mendapatkan Penghargaan Primaniyarta untuk kategori Eksportir Berkinerja Terbaik selama tiga tahun berturut–turut dari 2010–2012.
Perubahan kategori Primaniyarta ini, menurut Corporate Secretary PT Bio Farma (Persero), M Rahman Rustan, karena berhasil memperluas private market vaksin manusia di Asia, yaitu di Malaysia, Laos, Thailand, Filipina, Hong Kong, Pakistan, Srilanka, dan Iran.
Tidak hanya di Asia saja, bahkan Bio Farma pun memperluas pasar private-nya ke negara Afrika, di antaranya Afrika Selatan, Mesir, Bostwana, Namibia, Nigeria, dan Mozambik.
Bahkan produk baru Bio Farma, Pentabio, yang sudah dicanangkan Kementerian Kesehatan pada Agustus 2013 lalu, sudah mulai didaftarkan untuk dipasarkan di Filipina, Laos, Mesir, Myanmar, Nigeria, dan Thailand.
Stategi penting yang dikembangkan PT Bio Farma (Persero) guna meluaskan pasar internasional adalah memenuhi persyaratan internasional terkait mutu fasilitas, proses produksi, dan produknya sendiri.
Secara berkala Bio Farma selalu memperbaharui sertifikasi dari WHO sebagai syarat utama menjual produknya ke luar negeri. Selain persyaratan dari WHO, penerapan Quality Management System dengan standar ISO:9001 pun terus diperbaharui.
Prakualifikasi WHO (PQ-WHO) syarat utama produsen vaksin dunia untuk dapat menjual produknya ke luar negeri, Vaksin manusia adalah suatu industri yang sangat high-regulated, karena banyak sekali standar dan prosedur baku yang harus dipenuhi.
Bio Farma selalu melakukan perbaikan berkesinambungan dalam hal mutu fasilitas, produksi, kompetensi karyawan, dan produknya, sehingga dipercaya WHO menjual produknya ke luar negeri.
Sebelumnya, Bio Farma telah mendapatkan Penghargaan Primaniyarta untuk kategori Eksportir Berkinerja Terbaik selama tiga tahun berturut–turut dari 2010–2012.
Perubahan kategori Primaniyarta ini, menurut Corporate Secretary PT Bio Farma (Persero), M Rahman Rustan, karena berhasil memperluas private market vaksin manusia di Asia, yaitu di Malaysia, Laos, Thailand, Filipina, Hong Kong, Pakistan, Srilanka, dan Iran.
Tidak hanya di Asia saja, bahkan Bio Farma pun memperluas pasar private-nya ke negara Afrika, di antaranya Afrika Selatan, Mesir, Bostwana, Namibia, Nigeria, dan Mozambik.
Bahkan produk baru Bio Farma, Pentabio, yang sudah dicanangkan Kementerian Kesehatan pada Agustus 2013 lalu, sudah mulai didaftarkan untuk dipasarkan di Filipina, Laos, Mesir, Myanmar, Nigeria, dan Thailand.
Stategi penting yang dikembangkan PT Bio Farma (Persero) guna meluaskan pasar internasional adalah memenuhi persyaratan internasional terkait mutu fasilitas, proses produksi, dan produknya sendiri.
Secara berkala Bio Farma selalu memperbaharui sertifikasi dari WHO sebagai syarat utama menjual produknya ke luar negeri. Selain persyaratan dari WHO, penerapan Quality Management System dengan standar ISO:9001 pun terus diperbaharui.
Prakualifikasi WHO (PQ-WHO) syarat utama produsen vaksin dunia untuk dapat menjual produknya ke luar negeri, Vaksin manusia adalah suatu industri yang sangat high-regulated, karena banyak sekali standar dan prosedur baku yang harus dipenuhi.
Bio Farma selalu melakukan perbaikan berkesinambungan dalam hal mutu fasilitas, produksi, kompetensi karyawan, dan produknya, sehingga dipercaya WHO menjual produknya ke luar negeri.
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013
Tags: