Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) melakukan siaga bahan pokok penting selama bulan Ramadhan, dengan mengambil langkah-langkah strategis untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga komoditas pangan, terutama beras.

"Persiapan telah dilakukan jauh-jauh hari dengan menyiapkan stok pangan untuk memenuhi permintaan yang meningkat selama Ramadhan," ujar Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim Siti Farisyah Yana, di Samarinda, Selasa.

Pihaknya telah bekerja sama dengan Dinas Perdagangan, Perindustrian, UMKM dan Koperasi (Disperindagkop) Kaltim untuk menyiapkan stok yang cukup untuk satu setengah hingga dua bulan ke depan, khususnya untuk komoditas yang permintaannya tinggi selama awal Ramadhan hingga Lebaran, seperti beras, gula, telur, hingga bumbu-bumbu.

Selain itu, DPTPH Kaltim juga telah mengantisipasi panen lokal dari petani Kaltim yang dijadwalkan bertepatan dengan bulan puasa dan Lebaran.

"Kami telah mengatur waktu panen sedemikian rupa, sehingga masyarakat dapat mengonsumsi beras baru langsung dari petani, yang diperkirakan akan memenuhi sekitar 60 persen permintaan lokal," ujar Yana.

Pemerintah provinsi telah meluncurkan gerakan pangan murah yang dilaksanakan serempak di hampir semua kabupaten dan kota pada tanggal 6 hingga 10 Maret agar harga pangan stabil.

Gerakan ini bertujuan untuk menekan fluktuasi harga yang tajam dan memastikan ketersediaan pangan terjangkau bagi masyarakat.

Yana juga menekankan pentingnya persiapan untuk masa tanam berikutnya di bulan Juni, mengingat stok pangan yang terbatas.

"Kami sedang berkoordinasi dengan Kementerian untuk memperbaiki infrastruktur irigasi dan memastikan program tanam berjalan lancar," katanya pula.
Sebelumnya, Wakil Ketua I Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Kaltim Budi Widihartanto menekankan pentingnya pengendalian harga kelompok pangan, khususnya beras, untuk menstabilkan tingkat inflasi di daerah hingga ke tingkat kabupaten dan kota.

"Kami juga berkomitmen untuk menstabilkan harga pangan dan memastikan ketersediaan di pasar," ujar Budi beberapa waktu lalu.

Selain itu, Budi yang juga Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, mengungkapkan bahwa Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kaltim telah merencanakan serangkaian kegiatan struktural jangka menengah dan panjang. Kegiatan tersebut dirancang untuk meningkatkan pasokan melalui peningkatan produksi komoditas utama penyumbang inflasi, termasuk beras, cabai, bawang merah, dan bawang putih.

"Kami berupaya untuk meningkatkan produksi lokal dan mengurangi ketergantungan impor. Dengan demikian, kami dapat menciptakan stabilitas harga yang lebih baik dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah," kata Budi pula.
Baca juga: Gubernur Kaltim: Panen raya di Kukar penuhi ketahanan pangan
Baca juga: Pj Gubernur Kaltim meresmikan Kios SIGAP penyeimbang pangan