Bogor (ANTARA News) - Khatib shalat Idul Adha di Masjid Raya Bogor, Jawa Barat, KH Muhidin Junaidi mengatakan bahwa Nabi Ibrahim adalah teladan menjadi pemimpin yang berhasil dan dicintai umatnya.

"Nabi Ibrahim AS adalah seorang pemimpin, bangsawan yang dicintai umatnya dan disegani oleh bangsa lainnya," katanya dalam khutbah shalat Idul Adha 1434 Hijriah, Selasa.

Ia mengatakan, jika seseorang ingin menjadi pemimpin yang berhasil, dihargai dan dielu-elukan oleh rakyatnya tidak ada pilihan terbaik kecuali mengikuti langkah Nabi Ibrahim.

Dikatakannya, ada lima langkah yang dapat diikuti oleh seorang pemimpin dari sikap Nabi Ibrahim yakni, monoloyalitas terhadap hukum Allah SWT.

Selama 95 tahun, katanya, Nabi Ibrahim menantikan seorang anak, ketika dia mendapatkan seorang anak dan baru lahir, Allah menugaskan untuk menyebarkan agama ke Palestina, jauh dari negerinya di Mesopotamia.

"Nabi Ibrahim menjalankan perintah Allah. Ini bukti kepatuhannya kepada Allah, karena hukum Allah memberikan kesuksesan absolut dan hakiki, tapi produk hukum manusia, baik dari barat maupun timur tidak mampu menjamin kesejahteraan manusia," katanya.

Sifat kedua Nabi Ibrahim adalah seorang pemimpin yang gemar berdoa.

Menjadi gubernur maupun presiden terpilih, katanya, adalah pemimpin yang diberi amanah, sehingga banyak hambatan dan problem yang dihadapi rakyat yang akan menyampaikan kritik dan aspirasinya.

Namun, katanya, Ibrahim sudah membekali dirinya dengan berdoa, tidak berkeluh kesah.

"Menjadi pemimpin dengan segala problematikannya, jangan banyak mengeluh dan curhat kepada rakyat, saya ingin dibunuh, saya dikucilkan, atau saya dituduh macam-macam. Pemimpin yang baik melakukan hubungan vertikal lebih banyak ketimbang horizontal dalam memimpin umatnya," katanya.

Selanjutnya, sikap kelima yang dimiliki Nabi Ibrahim adalah bersabar dan bertawakal kepada Allah SWT.

"Hidup banyak problem dan tantangan, namun bisa dijadikan amunisi agar lebih dinamis, inovatif dan kreatif, bukan mengeluh dan berputusasa," katanya.
(KR-LR/A035)