Heru menyebut ada beberapa penyakit yang berpotensi terjadi saat cuaca ekstrem, seperti demam berdarah dengue (DBD) karena adanya potensi genangan yang menjadi sarang nyamuk.
Terkait DBD, jelas Heru, telah mengambil langkah-langkah antisipatif dengan melibatkan warga melaksanakan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) agar tidak ada daerah yang terjangkit.
Terkait DBD, jelas Heru, telah mengambil langkah-langkah antisipatif dengan melibatkan warga melaksanakan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) agar tidak ada daerah yang terjangkit.
Selain itu, di masa pancaroba ini menurut Heru curah hujan yang menurun akan berisiko terjadinya peningkatan polusi udara, yang juga menimbulkan berbagai penyakit.
Terkait hal itu, Heru mengimbau warga lebih memperhatikan kondisi udara dan tidak keluar rumah saat polusi udara meningkat kecuali jika dalam keadaan mendesak.
"Kalau terpaksa beraktivitas di luar rumah harus menggunakan masker. Kami dari pemda akan selalu menyiapkan strategi pengendalian pencemaran udara (SPPU) termasuk melakukan kolaborasi lintas sektor," ujar Heru.Terkait hal itu, Heru mengimbau warga lebih memperhatikan kondisi udara dan tidak keluar rumah saat polusi udara meningkat kecuali jika dalam keadaan mendesak.
Lebih lanjut, Heru menyebut pada masa pancaroba juga berpotensi meningkatkan penyakit infeksi saluran pernapasan.
Terkait hal itu, Heru mengingatkan untuk dapat menjaga kesehatan dengan berpegang kepada pedoman "CERDIK" yakni cek kesehatan berkala, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet sehat dan seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres.
"Selain itu perlu mengonsumsi multivitamin untuk menjaga imunitas," ucap Heru.Terkait hal itu, Heru mengingatkan untuk dapat menjaga kesehatan dengan berpegang kepada pedoman "CERDIK" yakni cek kesehatan berkala, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet sehat dan seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem selama periode pancaroba (peralihan musim) yang diprakirakan berlangsung pada bulan Maret hingga April 2024.
"Selama periode pancaroba, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Minggu (25/2).
Baca juga: Dokter paparkan empat pertanda penyakit langka yang perlu diwaspadai
Baca juga: Perencana keuangan sebut vaksin bisa tingkatkan produktivitas karyawan
Baca juga: Praktisi kesehatan sebut obesitas dapat dicegah sejak dalam kandungan