Kurban harus didasari keimanan dan takwa
15 Oktober 2013 09:50 WIB
Sejumlah warga menguliti kambing yang telah disembelih di Komplek Griya Mandala BKPM, Sukmajaya, Depok, Jabar, Selasa (15/10). Umat Islam merayakan hari raya Idul Adha dengan menyembelih hewan kurban untuk dibagikan kepada warga yang berhak dan kaum dhu'afa. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/Koz/mes/13.)
Jakarta (ANTARA News) - Momentum kurban dalam Idul Adha harus didasari keikhlasan dan takwa.
"Daging dan darah hewan kurban tidak akan sampai kepada Allah, hanya nilai takwalah yang akan sampai kepada Allah. Untuk itu mari kita niatkan melaksanakan kurban hanya mengharapkan ridha Allah Swt," kata KH Muh. Dadang Abdullah, yang bertindak sebagai khatib shalat Ied di Mesjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa pagi.
Melaksanakan kurban, menurut dia, wajib hukumnya bagi orang yang mampu, bahkan dalam hadits, Rasul juga menguatkan pernyataan itu. "Rasul bersabda, barang siapa yang kelebihan harta tapi dia tidak berkurban, maka silakan mati dalam keadaan kafir. Ini peringatan bagi orang yang pelit, bakhil," katanya.
Dia mencontohkan para sahabat Nabi, seperti Abu Bakar Siddiq dan Umar bin Khattab merupakan orang-orang yang kaya raya tapi mereka hidup dalam kesederhanaan karena mereka menghabiskan sebagian besar kekayaan mereka di jalan Allah.
Dadang juga mengajak seluruh jamaah mesjid untuk mendoakan para jamaah haji di Mekkah agar dikuatkan fisik mereka dan diterima ibadah hajinya.
Menurut dia, berhaji merupakan amalan utama bagi kaum muslim sehingga pelaksanaan haji tidak boleh ditunda-tunda, harus didasari niat yang ikhlas dan dibiayai dari sumber dana yang halal. "Rasul pernah ditanya oleh sahabat, bukankah jihad adalah amalan yang utama? Rasul menjawab, sesungguhnya amalan terbaik adalah haji yang mabrur," katanya.
Dalam pelaksanaan kurban pada Idul Adha tahun ini, Mesjid Cut Meutia menerima hewan kurban sebanyak tujuh ekor sapi dan 30 ekor kambing. Tiga diantara sapi tersebut merupakan hewan kurban dari Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Chairul Tanjung sebagai perwakilan Transcorp dan keluarga alm. mantan Ketua MPR Taufiq Kiemas. (*)
"Daging dan darah hewan kurban tidak akan sampai kepada Allah, hanya nilai takwalah yang akan sampai kepada Allah. Untuk itu mari kita niatkan melaksanakan kurban hanya mengharapkan ridha Allah Swt," kata KH Muh. Dadang Abdullah, yang bertindak sebagai khatib shalat Ied di Mesjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa pagi.
Melaksanakan kurban, menurut dia, wajib hukumnya bagi orang yang mampu, bahkan dalam hadits, Rasul juga menguatkan pernyataan itu. "Rasul bersabda, barang siapa yang kelebihan harta tapi dia tidak berkurban, maka silakan mati dalam keadaan kafir. Ini peringatan bagi orang yang pelit, bakhil," katanya.
Dia mencontohkan para sahabat Nabi, seperti Abu Bakar Siddiq dan Umar bin Khattab merupakan orang-orang yang kaya raya tapi mereka hidup dalam kesederhanaan karena mereka menghabiskan sebagian besar kekayaan mereka di jalan Allah.
Dadang juga mengajak seluruh jamaah mesjid untuk mendoakan para jamaah haji di Mekkah agar dikuatkan fisik mereka dan diterima ibadah hajinya.
Menurut dia, berhaji merupakan amalan utama bagi kaum muslim sehingga pelaksanaan haji tidak boleh ditunda-tunda, harus didasari niat yang ikhlas dan dibiayai dari sumber dana yang halal. "Rasul pernah ditanya oleh sahabat, bukankah jihad adalah amalan yang utama? Rasul menjawab, sesungguhnya amalan terbaik adalah haji yang mabrur," katanya.
Dalam pelaksanaan kurban pada Idul Adha tahun ini, Mesjid Cut Meutia menerima hewan kurban sebanyak tujuh ekor sapi dan 30 ekor kambing. Tiga diantara sapi tersebut merupakan hewan kurban dari Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Chairul Tanjung sebagai perwakilan Transcorp dan keluarga alm. mantan Ketua MPR Taufiq Kiemas. (*)
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: