Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya menyediakan kuota 200 orang pada tahap awal pelaksanaan bantuan pendidikan untuk mencetak lulusan perguruan tinggi melalui program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana.

"Kami sudah tentukan untuk kuotanya yang dibuka berapa, sekitar 200 orang dari keluarga miskin dibantu pendidikannya sampai lulus kuliah," kata Wali Kota Eri Cahyadi di Surabaya, Minggu.

Program itu dijadwalkan mulai berjalan pada Mei 2024 atau bertepatan dengan momen Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS). Selain itu pemkot juga meresmikan mes yang diperuntukkan bagi tempat tinggal penerima bantuan.

Oleh karena itu, saat ini pemkot setempat terus melakukan pendataan terhadap pemuda dari keluarga miskin yang ada. Data yang didapatkan kemudian diverifikasi supaya pelaksanaan program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana bisa tepat sasaran.

"Kami mendatangi keluarga miskin untuk menentukan mana anggota keluarganya yang akan dijadikan sarjana," ujarnya.

Eri menjelaskan program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana yang sedang digodok persiapannya ini dibuka untuk memberikan jaminan kesetaraan pendidikan kepada seluruh warga Surabaya.

Baca juga: Menkes soroti potensi UM Surabaya dalam peningkatan kualitas kesehatan

Baca juga: Haedar Nashir resmikan At Ta'awun Tower dan groundbreaking RSGM UMS


Cara yang ditempuh oleh Pemerintah Kota Surabaya juga bertujuan memberantas kemiskinan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Oleh karenanya, Wali Kota Eri Cahyadi menjelaskan bahwa pendidikan yang diprioritaskan adalah bidang vokasi. Seluruh biaya pendidikan ditanggung oleh Pemkot Surabaya.

"Pastinya kami bekerja sama dengan tempat-tempat yang bisa memastikan setelah lulus dia bisa langsung kerja, bukan malah setelah lulus dia cari kerja," ucap Wali Kota Surabaya.

Terpisah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat menyatakan wali kota memberikan arahan bahwa pembangunan kota tak sekadar pada aspek infrastruktur, tetapi harus menyentuh kesejahteraan dan kemandirian masyarakat.

"Pak Wali menginginkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang lebih utama," ucap Irvan.

Baca juga: Bandara Juanda tetap beroperasi selama Hari Suci Nyepi

Baca juga: Ganjar: "Satu keluarga miskin satu sarjana" bukan janji muluk