Ia mengatakan, dari tiga subsektor ekonomi kreatif penyumbang PDB nasional, kuliner masih berada di posisi ketiga setelah kriya dan fesyen.
Badan Pusat Statistik (BPS), lanjut dia, mencatat kontribusi industri kuliner sebesar 34 persen terhadap PDB 2023. Sementara di sisi konsumsi luar negeri, salah satu yang terbesar adalah pasar haji dan umrah yang nilainya diperkirakan mencapai lebih dari Rp65 triliun.
"Sebentar lagi juga kita akan masuk dalam momen Ramadhan dan Lebaran dimana subsektor kuliner ini juga akan memiliki banyak peluang penjualan," katanya.
Melalui berbagai materi yang didapatkan peserta dalam program inkubasi diharapkan akan semakin meningkatkan kapasitas dan kapabilitas para peserta.
"Acara ini kita harapkan dapat semakin mengasah kreativitas dan mengeskalasi penggunaan digitalisasi dalam payung inovasi, adaptasi, dan kolaborasi," kata Sandiaga.
Baca juga: Pemerintah siapkan Rp6 miliar untuk subsektor kuliner-aplikasi digital
Direktur Industri Kuliner, Kriya, Desain dan Fesyen Kemenparekraf Yuke Sri Rahayu menjelaskan, program inkubasi kuliner merupakan program dari Kemenparekraf dalam rangka percepatan pertumbuhan usaha di subsektor kuliner melalui pelatihan dan pendampingan selama enam bulan yang kemudian diikuti dengan lokakarya dan business matching.
Berdasarkan monitoring dan evaluasi yang dilakukan kepada para peserta setelah mengikuti pelatihan, tercatat sebanyak 80 persen peserta omzetnya naik antara Rp5 juta-Rp10 juta, 16 persen peserta mengalami peningkatan antara Rp10 juta-Rp50 juta dan sekitar 4 persen peserta mendapatkan kenaikan omzet di atas Rp50 juta.
Baca juga: Menparekraf tegaskan subsektor kuliner hadir dalam rangkaian KEN 2024