London (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry pada Senin mengatakan penentuan tanggal pertemuan, yang disebut Jenewa 2, soal masa depan Suriah merupakan hal mendesak dilakukan.

Namun, menurut dia, perdamaian di Suriah tidak mungkin tercapai sampai Presiden Bashar al-Assad diganti, lapor AFP.

Setelah melakukan pertemuan dengan utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan Suriah, Lakhdar Brahimi, di London, Kerry mengatakan "menurut kami adalah yang mendesak untuk menetapkan tanggal penyelenggaraan konferensi dan bekerja menuju Suriah yang baru".

"Untuk bagian kami, Amerika Serikat memiliki tekad yang kuat untuk berupaya menentukan tanggal secepatnya," ujar Kerry.

"Presiden Assad telah kehilangan legitimasi yang diperlukan untuk dapat menjadi kekuatan yang terpadu, yang dapat menyatukan semua pihak" dan karena itu "harus ada pemerintahan transisi, harus ada entitas pemerintahan baru di Suriah".

"Ini memerlukan semua pihak untuk bekerja sama dengan tulus," kata Kerry.

Ia mengatakan ketika Brahimi melakukan kunjungan ke kawasan itu setelah hari raya Idul Adha pekan ini, ia akan "bertemu dengan semua negara terkait serta pihak-pihak terkait".

"Dan beliau akan menggarap masalah menyangkut proses konferensi Jenewa 2," kata Kerry.

Brahimi mengatakan, "Saya akan segera berangkat ke kawasan itu setelah Idul Adha untuk bertemu banyak orang dan berdiskusi dengan mereka, untuk mendengar dari mereka apa yang menjadi syarat-syarat mereka, ide-ide apa yang mereka punyai dan bagaimana mereka bisa memberikan kontribusi bagi konferensi Jenewa."

Rusia pada Senin mendesak Amerika Serikat untuk menempuh cara apapun yang memungkinkan dalam membawa oposisi Suriah mengambil bagian dalam perundingan damai setelah kelompok utama oposisi mengatakan pihaknya tidak akan menghadiri konferensi yang diusulkan di Jenewa.

Konferensi Jenewa pertama berlangsung di Swiss pada bulan Juni 2012.


Penerjemah: Tia Mutiasari