Jakarta (ANTARA) - Lebih dari 70 entitas bisnis dari Provinsi Shandong, China, mengunjungi Indonesia pada pekan ini untuk mengeksplorasi peluang kerja sama baru di berbagai bidang, termasuk di antaranya perdagangan komoditas lokal hingga investasi di sektor karet dan ban.

Puluhan pengusaha itu menghadiri Konferensi Pertukaran Bisnis China (Shandong)-Indonesia yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Jakarta pada Selasa (5/3). Pertemuan itu turut dihadiri sejumlah pejabat tinggi Provinsi Shandong dan perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Republik Indonesia.

Para pebisnis Shandong tertarik untuk mencari komoditas lokal di Indonesia, terutama produk pertanian seperti nanas, mangga, rempah-rempah, bahan baku untuk obat tradisional China, karet, dan peralatan penyimpanan.

Selain itu, mereka juga berniat mencari sumber daya manusia untuk bekerja di Shandong. Meskipun belum ada rencana investasi yang konkret, para pengusaha ini juga tertarik untuk mengeksplorasi peluang investasi di sektor karet dan ban di Indonesia.

"Kami menilai bahwa keunggulan Shandong juga dapat bermanfaat bagi Indonesia, baik dari bidang pertanian, perikanan, rumput laut, industri berat, dan sebagainya," ujar Staf Khusus Kemenko Marves Jona Widhagdo Putri.

Dia menambahkan bahwa kedua negara perlu memperkuat kerja sama dalam bidang pengembangan talenta dan kerja sama pendidikan, penelitian, pertukaran teknologi, serta pelatihan vokasi dan kejuruan.

Sementara itu, Deputi Sekretaris Jenderal Kadin Indonesia Komite China Rahmad Widjaja Sakti menekankan dukungan China terhadap program hilirisasi mineral agar Indonesia dapat menghasilkan produk ekspor yang bernilai tambah.

"Dunia usaha Indonesia, yang diwakili oleh Kadin Indonesia, melihat bahwa peranan investasi kedua negara, khususnya di bidang hilirisasi, menjadi basis pertumbuhan bagi perekonomian kedua negara," kata Rahmad.

Perusahaan-perusahaan besar asal Provinsi Shandong dikabarkan menunjukkan minat yang besar untuk berinvestasi di Indonesia. Belum lama ini, Nanshan Group mengumumkan investasi senilai 6 miliar dolar AS untuk membangun pabrik aluminium di Pulau Bintan.

Selain itu, aliran investasi sebesar 1 miliar dolar AS juga telah diumumkan dari Kota Yantai untuk Indonesia, dengan 11 proyek saat ini sedang berjalan.