Jakarta (ANTARA) - Badan PBB untuk pemberdayaan perempuan, UN Women, menyoroti pentingnya pemberdayaan perempuan untuk memastikan tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

"Berinvestasi untuk perempuan tidak hanya terkait investasi finansial, tapi memastikan bahwa kita bersama-sama melakukan lebih banyak upaya untuk memberdayakan perempuan," kata UN Women Indonesia Country Representative and ASEAN Liaison, Jamshed Kazi, dalam wawancara khusus dengan ANTARA, Kamis.

Pernyataan itu, dia sampaikan untuk menjelaskan alasan di balik tema Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada Jumat, 8 Maret 2024, yaitu "Perhitungkan Perempuan: Berinvestasi pada Perempuan."

Kazi menilai upaya pemenuhan hak-hak perempuan saat ini mengalami kemunduran, dan menghadapi perlawanan.

Untuk itu, pihak-pihak terkait perlu melakukan banyak upaya untuk memastikan bahwa investasi pada perempuan tidak hanya terkait dengan investasi finansial, tetapi juga memastikan bahwa mereka memiliki akses terhadap sumber daya, dan juga pekerjaan yang layak.

Para pengambil kebijakan juga perlu menelusuri segala bentuk diskriminasi yang dihadapi perempuan dan mencari cara untuk mencegahnya.

"Namun, Anda perlu tahu bahwa Hari Perempuan Internasional telah ada selama hampir satu abad. Dan itu berakar dari isu perlunya perempuan memiliki kemungkinan untuk bekerja," katanya.

Banyak perempuan-perempuan yang menuntut hak-hak tersebut awalnya dari negara-negara Barat.

Namun, saat ini upaya memberdayakan perempuan juga dilakukan di seluruh dunia, terutama dengan mengupayakan pemenuhan hak perempuan untuk memilih, bekerja, dan juga memperoleh upah kerja yang setara.

"Jadi sangat menyenangkan saat ini melihat Hari Perempuan Internasional diperingati setiap tahun dengan jumlah yang semakin banyak. Dan tidak hanya selama sehari saja, tetapi setiap hari. Dan di balik itu ada perkembangan baik lainnya yang terjadi," demikian kata Kazi.

Baca juga: UN Women soroti pentingnya investasi bagi kesetaraan gender perempuan
Baca juga: UN Women: setiap jam 2 ibu terbunuh di Gaza