PBB, New York (ANTARA News) - Kantor bantuan PBB menyatakan anak-anak Suriah menghadapi tantangan pangan dan kesehatan sementara kerusuhan masih berkecamuk di negeri tersebut, yang telah terjerumus ke dalam krisis politik sejak Maret 2011, kata juru bicara PBB, Jumat (11/10).

"Kantor bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyatakan harga pangan yang melangit, tak-tersedianya makanan buat anak-anak, perpindahan, dan hilangnya penghasilan telah menimbulkan kesulitan untuk menyediakan gizi dan perawatan kesehatan yang layak buat anak-anak," kata Farhan Haq, Wakil Juru Bicara PBB, dalam taklimat harian di Markas PBB, New York.

"Jumlah anak yang dirawat di rumah sakit karena menderita kekurangan gizi akut dan parah dilaporkan telah meningkat di Aleppo, Deir es-Zor, Hama, Homs dan daerah lain," kata Haq.

"Mitra kemanusiaan melaporkan enam anak telah meninggal akibat gizi buruk dalam satu bulan belakangan di Moadamiyeh, pinggiran Damaskus," kata Haq sebagaimana dilaporkan Xinhua.

Saat nasib buruk warga sipil yang terjebak oleh konflik Suriah makin menyedihkan, Dana Anak PBB pada akhir September menyerukan dilancarkannya upaya lebih besar guna menjamin akses kemanusiaan bagi ribuan anak untuk menyelamatkan nyawa mereka.

Anak-anak terus terputus dari bantuan yang sangat mereka perlukan, termasuk vaksinasi, air minum yang aman, tempat berteduh, pendidikan dan dukungan psikologis, demikian peringatan badan PBB itu.

Setelah lebih dari dua tahun sejak meletusnya krisis, yang dilaporkan telah merenggut lebih dari 100.000 nyawa dan membuat hampir sepertiga warga negara Timur Tengah tersebut meninggalkan tempat tinggal mereka, badan PBB tersebut mengatakan rakyat Suriah, termasuk anak-anak, masih sangat memerlukan bantuan kemanusiaan.
(C003)