Kemenag imbau umat saling hormati soal perbedaan awal Ramadhan
8 Maret 2024 14:36 WIB
Petugas Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan melakukan pemantauan hilal (bulan) menggunakan teropong untuk menentukan hari Idul Adha 1444 Hijriyah di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (18/6/2023). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/YU.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama mengimbau umat Islam untuk mengedepankan dialog serta saling menghormati terhadap potensi perbedaan awal puasa Ramadhan 1445 Hijriah/2024 Masehi.
"Kita hormati pilihan dan keyakinan umat Islam dalam mengawali puasa Ramadhan 1445 H/2024 M. Sikap saling menghormati perlu dikedepankan dalam menyikapi perbedaan-perbedaan," ujar Juru Bicara Kemenag Anna Hasbie di Jakarta, Jumat.
Puasa Ramadhan 1445 H/2024 M di Indonesia berpotensi tidak diawali secara bersama-sama. Mayoritas umat Islam akan mengawali puasa Ramadhan 1445 H pada 11 atau 12 Maret 2024.
Majelis Tarjih Pengurus Pusat Muhammadiyah sudah mengumumkan awal puasa Ramadhan pada 11 Maret 2024, sedangkan pemerintah baru akan menggelar sidang isbat awal Ramadhan 1445 H pada 10 Maret 2024.
"Sidang akan memutuskan apakah puasa Ramadhan tahun ini akan dimulai pada 11 atau 12 Maret," kata dia.
Baca juga: Menag imbau umat tetap jaga ukhuwah sikapi potensi beda awal Ramadhan
Namun demikian, ada kelompok jamaah yang sudah mulai puasa pada 7 Maret. Ada juga yang akan mulai berpuasa pada 10 Maret mendatang.
Dalam semangat saling menghormati itu, kata Anna, ruang dialog tetap harus dibuka sebab ilmu pengetahuan sudah semakin maju dan berkembang, termasuk terkait dengan astronomi.
Penentuan awal bulan Hijriah bisa didekati secara empiris melalui hisab dan atau rukyatul hilal, tidak semata berdasar keyakinan spiritual, sehingga argumentasi tentang hal itu juga ilmiah.
"Kemenag terus membuka ruang dialog dan diskusi terkait penentuan awal Ramadhan. Dari situ diharapkan akan terjadi proses tukar informasi dan pemahaman terkait pilihan dalam mengawali puasa Ramadhan," kata dia.
Muhammadiyah, misalnya, menetapkan Ramadhan pada 11 Maret karena argumentasi hisab wujudul hilal, sedangkan pemerintah menggunakan pendekatan hisab sebagai informasi awal dan rukyatul hilal
sebagai konfirmasi.
"Bagaimana argumentasi awal Ramadhan 1445 H pada 7 Maret atau 10 Maret? Kita bisa diskusikan agar bisa saling memberikan pemahaman," kata Anna.
Baca juga: Kemenag: Pemantauan hilal awal Ramadhan digelar di 134 titik
Baca juga: Komisi VIII imbau tetap saling menghormati jika beda awal Ramadhan
Baca juga: Muhammadiyah tetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah pada 11 Maret 2024
"Kita hormati pilihan dan keyakinan umat Islam dalam mengawali puasa Ramadhan 1445 H/2024 M. Sikap saling menghormati perlu dikedepankan dalam menyikapi perbedaan-perbedaan," ujar Juru Bicara Kemenag Anna Hasbie di Jakarta, Jumat.
Puasa Ramadhan 1445 H/2024 M di Indonesia berpotensi tidak diawali secara bersama-sama. Mayoritas umat Islam akan mengawali puasa Ramadhan 1445 H pada 11 atau 12 Maret 2024.
Majelis Tarjih Pengurus Pusat Muhammadiyah sudah mengumumkan awal puasa Ramadhan pada 11 Maret 2024, sedangkan pemerintah baru akan menggelar sidang isbat awal Ramadhan 1445 H pada 10 Maret 2024.
"Sidang akan memutuskan apakah puasa Ramadhan tahun ini akan dimulai pada 11 atau 12 Maret," kata dia.
Baca juga: Menag imbau umat tetap jaga ukhuwah sikapi potensi beda awal Ramadhan
Namun demikian, ada kelompok jamaah yang sudah mulai puasa pada 7 Maret. Ada juga yang akan mulai berpuasa pada 10 Maret mendatang.
Dalam semangat saling menghormati itu, kata Anna, ruang dialog tetap harus dibuka sebab ilmu pengetahuan sudah semakin maju dan berkembang, termasuk terkait dengan astronomi.
Penentuan awal bulan Hijriah bisa didekati secara empiris melalui hisab dan atau rukyatul hilal, tidak semata berdasar keyakinan spiritual, sehingga argumentasi tentang hal itu juga ilmiah.
"Kemenag terus membuka ruang dialog dan diskusi terkait penentuan awal Ramadhan. Dari situ diharapkan akan terjadi proses tukar informasi dan pemahaman terkait pilihan dalam mengawali puasa Ramadhan," kata dia.
Muhammadiyah, misalnya, menetapkan Ramadhan pada 11 Maret karena argumentasi hisab wujudul hilal, sedangkan pemerintah menggunakan pendekatan hisab sebagai informasi awal dan rukyatul hilal
sebagai konfirmasi.
"Bagaimana argumentasi awal Ramadhan 1445 H pada 7 Maret atau 10 Maret? Kita bisa diskusikan agar bisa saling memberikan pemahaman," kata Anna.
Baca juga: Kemenag: Pemantauan hilal awal Ramadhan digelar di 134 titik
Baca juga: Komisi VIII imbau tetap saling menghormati jika beda awal Ramadhan
Baca juga: Muhammadiyah tetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah pada 11 Maret 2024
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024
Tags: