Pangkalpinang (ANTARA) - Sekretaris Daerah Pemprov Kepulauan Bangka Belitung Naziarto menyatakan bahasa daerah di Kepulauan Babel sudah mengalami degradasi atau penurunan, sehingga perlu direvitalisasi kembali agar tidak terjadi kepunahan.

"Kalau kita lihat secara empiris bahasa daerah ini sudah banyak terdegradasi," kata Naziarto saat membuka rakor antarpemangku kepentingan dalam merevitalisasi bahasa daerah di Pulau Bangka di Pangkalpinang, Kamis malam.

Ia mengatakan degradasi bahasa khususnya bahasa daerah di Kepulauan Bangka Belitung ini harus kembali dihidupkan kembali melalui revitalisasi, agar bahasa maupun kosa kata daerah tersebut menjadi terangkum, kaya kembali dan tidak terjadi kepunahan.

"Kita melihat ada satu bahasa daerah suku sekak di Kabupaten Bangka Selatan, dimana saat ini masyarakat suku sekat tidak lagi menggunakan bahasa sekak tetapi telah menggunakan bahasa pergaulan sehari-hari," ujarnya.

Baca juga: Kemendikbudristek revitalisasi bahasa daerah Pulau Bangka
Baca juga: 724 kata khas Babel diusulkan masuk kamus bahasa Indonesia


Menurut dia, saat ini masyarakat suku sekak tidak lagi menggunakan bahasa kesukuannya, tetapi telah berbahasa bahasa Indonesia maupun Bahasa Belitung atau Bangka, karena sudah bercampur baur dengan masyarakat lainnya," katanya.

"Inilah salah satu bahasa suku di Kepulauan Babel yang sudah hampir punah," katanya.

Ia menyatakan kosa kata dan dialek bahasa daerah di Kepulauan Babel ini juga sudah banyak yang menyusut, karena mereka sudah kebanyakan menggunakan Bahasa Indonesia secara normal, bahkan bahasa kebarat-baratan.

"Wajar saja dialek dan kosa kata bahasa daerah ini sudah berkurang di tengah digitalisasi yang cenderung menggunakan bahasa-bahasa alat komunikasi ketimbang menggunakan bahasa daerah dalam aktivitas sehari-hari," katanya.

Baca juga: Kemdikbudristek apresiasi upaya pemda revitalisasi bahasa Melayu
Baca juga: Kemendikbudristek: Bahasa daerah pertaruhan pelestarian budaya
Baca juga: Balai Bahasa Sumsel buka kemah cerpen revitalisasi bahasa daerah