Solok (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) menunda memberdayakan eks kapal perang KRI Teluk Bone 511 yang dihibahkan Kementerian Pertahanan RI untuk pariwisata karena sejumlah faktor.

"Niat Pemkot Pariaman yang dipimpin wali kota sebelumnya sangat baik, untuk dikembangkan pariwisata Pariaman, namun untuk mewujudkan itu butuh biaya, nah ketika saya masuk ternyata anggarannya tidak masuk dalam APBD 2024," kata Penjabat Wali Kota Pariaman Roberia di Pariaman, Kamis.

Ia mengatakan dirinya tidak mengetahui pasti penyebab tidak dianggarkannya dalam APBD 2024 untuk pemberdayaan kapal tersebut, namun menurutnya hal itu dapat membantu dirinya untuk fokus membayar hutang daerah sekitar Rp12 miliar yang Rp5 miliar di antaranya telah lunas.

Baca juga: Bakal jadi museum, KRI Teluk Bone-511 tiba di Pariaman

Selain itu, lanjutnya pada tahun ini juga dilaksanakan pemilihan umum (Pemilu) serta pemilihan kepala daerah (pilkada) yang membutuhkan perhatian dan anggaran yang besar.

"Lebih baik saya menjaga Pemilu yang alhamdulillah sudah selesai, dan sebentar lagi pilkada," katanya.

Menurutnya keberlanjutan pemberdayaan kapal perang bekas tersebut untuk menjadi museum dan sarana kepariwisataan di Sumbar dapat dilakukan oleh kepala daerah terpilih pada Pilkada 2024.

Ia mengatakan dirinya tidak bisa menjanjikan pemberdayaan kapal tersebut dianggarkan pada APBD 2024 perubahan dan apalagi kepada kontraktor karena takut akan bermasalah di kemudian hari.

Baca juga: Dishub perkirakan KRI Teluk Bone tiba di Pariaman akhir September 2023

Pada kesempatan tersebut ia juga menanggapi keluhan dari nelayan serta pelaku usaha kapal wisata yang mengeluhkan tali kapal perang bekas tersebut mengganggu pelayaran mereka saat di laut.

"Saya mohon pemahaman masyarakat, karena untuk menarik ke darat butuh biaya yang besar. Dan saya saat ini fokus untuk membayar hutang," ujarnya.

KRI Teluk Bone 511 tiba di Kota Pariaman, Sumatera Barat pada 28 September 2023 yang rencananya kapal perang bekas tersebut akan digunakan untuk mendukung sektor pariwisata di daerah itu dengan menjadikannya museum.

Saat ini jarak antara kapal dengan bibir pantai tinggal sekitar 100 meter sehingga kondisinya sudah kandas di karang yang ada di perairan lokasi rencana kapal itu diletakkan.

Baca juga: 350 eks Gafatar dipulangkan dengan KRI Teluk Bone