New York (ANTARA News) - Harga minyak global menguat pada Kamis (Jumat pagi WIB), didukung harapan kesepakatan terobosan untuk mencegah bencana gagal bayar (default) utang AS, dan pengaruh ketegangan geopolitik di Libya.

Patokan AS, minyak mentah ligt sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November naik 1,40 dolar AS menjadi 103,01 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November bertambah 2,74 dolar AS menjadi menetap di 111,08 dolar AS per barel di perdagangan London.

Kenaikan minyak terjadi ketika pasar ekuitas melonjak dalam menanggapi munculnya usulan Partai Republik di Washington yang menawarkan perpanjangan selama enam minggu kewenangan pinjaman AS.

Presiden Obama dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin Republik pada Kamis sore.

"Kedua kontrak Brent dan WTI telah menguat didukung kemajuan yang dibuat di Kongres," analis Sucden, Kash Kamal, mengatakan kepada AFP.

"Ketua DPR dari Republik John Boehner telah mengusulkan sebuah rencana untuk perpanjangan enam minggu bagi pagu utang yang telah menawarkan pasar beberapa jeda."

Namun, John Kilduff, mitra pendiri Again Capital, mengatakan keuntungan itu bisa terkikis segera setelah proposal itu diteliti. Untuk satu hal, inisiatif ini tidak akan mengakhiri penutupan sebagian kegiatan (shutdown) pemerintah, yang telah menyeret turun permintaan energi karena hilangnya konsumsi dari pegawai pemerintah dan armada pemerintah.

Situasi anggaran keseluruhan "harus berhasil supaya kenaikan ini bertahan," kata Kilduff.

Pasar minyak juga melonjak lebih tinggi pada Kamis karena ketegangan yang membara di Libya.

Perdana Menteri Libya Ali Zeidan dibebaskan pada Kamis setelah ditahan oleh kelompok bersenjata selama beberapa jam, tanda terbaru pelanggaran hukum di negara itu sejak penggulingan Muamar Gaddafi pada 2011.

"Harga minyak mentah Brent melonjak tajam hari ini setelah penahanan Perdana Menteri Libya yang selanjutnya dilepaskan kembali, memicu kecemasan bahwa kudeta lain bisa segera terjadi, meningkatkan kekhawatiran tentang ketidakstabilan lebih lanjut di kawasan ini," tambah analis CMC Markets Michael Hewson.

Andy Lebow, wakil presiden senior untuk derivatif energi pada Jefferies Bache, mengatakan berita Libya "mengirim getaran hingga ke pasar Brent."


Penerjemah: Apep Suhendar