Peneliti Kebijakan Publik BRIN Renny Savitri mengatakan pekerjaan hijau membutuhkan keterampilan-keterampilan baru untuk mencegah peningkatan emisi gas rumah kaca dan perubahan iklim.
"Pekerjaan hijau itu membutuhkan keahlian dasar berupa analisa data dan informasi, berpikir kreatif, menginterpretasikan informasi untuk orang lain, kapabilitas interpersonal, melatih dan mendampingi orang lain yang dikombinasikan dengan pengetahuan khusus mengenai keberlanjutan, dan life-cycle analysis," ujarnya dalam paparan riset yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Bappenas susun peta jalan pengembangan SDM untuk pekerjaan hijau
Beberapa sekolah itu antara lain SMK Negeri 2 Banjarbaru, SMK Negeri 3 Mataram, SMK Negeri 1 Salam di Magelang, SMK Negeri Pertanian Pacet di Cianjur, dan SMK Negeri Pertanian Terpadu Riau.
Penguatan pendidikan vokasi, termasuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan untuk menjawab momentum bonus demografi. Apalagi sebagian besar peminat SMK berasal dari kelas ekonomi bawah hingga menengah.
Baca juga: Riset Suma UI: 98 persen mahasiswa tertarik pekerjaan hijau
"Dengan lahirnya pendekatan ekonomi hijau pasti nanti akan muncul pekerjaan-pekerjaan baru yakni pekerjaan hijau," ujar Renny.
Baca juga: Indonesia-Jerman kembangkan pekerjaan hijau sektor energi terbarukan