Pekanbaru (ANTARA) - Kabid Intelkam Kanwil Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkumham) Riau, Hubertus Hence, mencatat 980 pengungsi asal sembilan negara masih berada di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
"Pekanbaru diminati para pengungsi asing, mereka ditempatkan pada delapan lokasi penampungan sementara," kata Hubertus Hence di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan dari 980 pengungsi tersebut tercatat sebanyak 847 pengungsi yang telah mengantongi izin atau memperoleh layanan United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR, atau Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi.
Izin UNHCR tersebut mengatur izin tinggal sementara di Indonesia selama mereka menunggu solusi jangka panjang yang sesuai bagi mereka.
"Sebanyak 6.133 orang lagi para pencari suaka itu masih menjalani proses perolehan izin dari UNHCR," katanya.
Selain itu untuk pengungsi yang sudah mengantongi izin ditempatkan pada delapan lokasi penampungan sementara di Pekanbaru yakni di Wisma Indah Sari, Hotel Satria, Wisma Siak Resort,Wisma Fanel, Rumah Tasqya, Wisma Orchid, Kost Nevada dan Wisma D’Cope.
Ia merinci sembilan asal negara mereka adalah Afganistan dominan atau tercatat 651 orang, Iran 7 orang, Irak 2 orang, Myanmar/Rohingya sebanyak 150 orang, Pakistan 11 orang, Palestina 6 orang, Sudan 14 orang, dan Somalia 6 orang.
"Bagi pengungsi dan para pencari suaka yang belum mengantongi izin dari UNHCR maka mereka masih ditempatkan di Rudenim mencapai 133 orang dan asal negara mereka masih dalam proses pendataan," katanya.
Kanwil Kemenkumham Riau selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait masalah pengungsi yang sudah mengantongi izin maupun yang belum guna menghindari salah komunikasi terkait data para pengungsi. T.F011
Kemenkumham Riau: 980 pengungsi asing masih berada di Pekanbaru
6 Maret 2024 21:28 WIB
Tim Satgas PPLN membawa pengungsi asal Rohingya untuk ditempatkan sementara di dua penampungan yakni Orchid dan Siak Resort di Pekanbaru, Senin (18/12/2023) malam.ANTARA/Frislidia.
Pewarta: Frislidia
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024
Tags: