Athena (ANTARA) - Yunani siap menyambut lebih banyak pengunjung China pada 2024, dengan peningkatan jumlah rute udara langsung antara Athena dan Beijing serta Shanghai per 1 April.

"Pasar China sangat penting bagi kami. Itu merupakan salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat sebelum pandemi. Kami yakin kami dapat melampaui tingkat kedatangan sebelum pandemi," ujar Direktur Umum Organisasi Pariwisata Nasional Yunani, Sofia Lazaridou, dalam sebuah konferensi pers pada Selasa (5/3).

Pada 2023, data dari Bandar Udara Internasional Athena (Athens International Airport/AIA) menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan dari China telah pulih hingga 90 persen dari tingkat kunjungan pada 2019, ujar Ioanna Papadopoulou, Direktur Komunikasi dan Pemasaran AIA.

Mulai 1 April, jumlah penerbangan langsung yang dioperasikan oleh Air China antara Athena dan Beijing akan ditingkatkan dari tiga menjadi lima penerbangan setiap pekannya untuk periode musim panas, kata Fan Heyun, Manajer Umum Air China di Athena. Penerbangan langsung antara Athena dan Beijing diluncurkan oleh Air China pada 2017. Hanya dalam waktu dua tahun, jalur udara itu berhasil melipatgandakan jumlah kedatangan warga China ke AIA dari 108.613 menjadi lebih dari 217.600 pada 2019.

Selain itu, maskapai tersebut akan mulai menggunakan pesawat Airbus A350 yang lebih besar dan modern, yang selanjutnya akan meningkatkan kapasitas kursi, kata Fan.

Di sisi lain, Konselor Menteri Kedutaan Besar China untuk Yunani Lai Bo mengatakan bahwa pada 2 April, maskapai penerbangan China lainnya, yakni Juneyao Airlines, akan meluncurkan rute langsung kedua yang menghubungkan Athena ke Shanghai.

Penerbangan langsung antara Athena dan Beijing diluncurkan oleh Air China pada 2017. Hanya dalam waktu dua tahun, jalur udara itu berhasil melipatgandakan jumlah kedatangan warga China ke AIA dari 108.613 menjadi lebih dari 217.600 pada 2019.

"AIA siap untuk China. Mulai musim panas 2024, dua robot akan menyambut para wisatawan China, memberikan informasi tentang bandara, Athena, dan Yunani dalam bahasa Mandarin," ujar Papadopoulou.