Jakarta (ANTARA) - Praktisi kesehatan masyarakat sekaligus staf di bidang Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, dr. Ngabila Salama menyebut obesitas atau kelebihan berat badan dapat dicegah sejak dalam kandungan.
Pencegahan obesitas, menurut dr. Ngabila, dapat dilakukan dengan memastikan ibu hamil menerima nutrisi yang baik sebelum dan selama periode kehamilan.
"Calon ibu hamil harus menjaga asupan nutrisi yang baik sesuai 'isi piringku' serta mencegah malnutrisi baik kekurangan atau kelebihan gizi termasuk obesitas," kata dr. Ngabila di RSUD Taman Sari, Jakarta Barat, Rabu, menyambut Hari Obesitas Sedunia yang jatuh pada Senin (4/3).
Adapun konsep 'isi piringku' berarti setengah porsi sayur dan buah, setengah porsi karbohidrat, dan lauk tinggi protein hewani, rendah gula, garam, dan lemak.
Lebih lanjut, pencegahan dapat dilakukan melalui deteksi dini dengan mengukur indeks massa tubuh (IMT) bayi secara berkala dan mandiri minimal setiap enam bulan.
"Rumusnya itu berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam meter dikuadratkan atau BB/(TBxTB)," ungkap Ngabila.
Untuk kategori Asia dan Indonesia, tergolong obesitas jika IMT > 25, gizi berlebih jika IMT 23–24,9, normal jika IMT 18,5–22,9 dan gizi kurang jika IMT < 18,5.
Lebih lanjut, Ngabila juga menganjurkan masyarakat untuk menerapkan pola hidup 'CERDIK'.
"Pertama 'cek' kesehatan rutin, terus 'enyahkan' asap rokok, 'rajin' olahraga dengan pemanasan per dua jam selama 5-10 menit dengan gerakan sederhana seperti pemanasan senam," kata Ngabila.
Kemudian, lanjut dia, 'diet' seimbang dengan konsep 'isi piringku' dari Kementerian Kesehatan RI perlu diterapkan sehari-hari.
"Setengah piring adalah sayur dan buah, makin berwarna warni akan lebih bagus. Setengah piring lainnya adalah karbohidrat seperti nasi, lauk, pauk kaya protein hewani. Bisa juga nabati dan lemak tentunya dengan komposisi seimbang," kata Ngabila.
Lebih lanjut, kata Ngabila mengurangi konsumsi gula, garam, dan lemak. Jadi satu hari maksimal orang dewasa empat SDM (sendok makan) gula, satu SDT (sendok teh) garam, lima SDM lemak.
"Sudah termasuk makan besar, makan ringan, minyak untuk menggoreng dan menumis dan lain-lain. Sayur dan buah dimakan lima porsi per hari, tiga porsi saat makan besar dan dua porsi makanan ringan di antara makan besar," kata Ngabila.
Untuk anak utamanya balita, kata Ngabila, sangat penting untuk mencegah stunting yang utama dengan mencukupkan konsumsi protein hewani.
"Protein hewani dapat dijumpai pada telur, ikan, hati, ayam, daging, hidangan laut (seafood) dan lain-lain," tuturnya.
"Kemudian 'istirahat' cukup minimal tujuh jam (setiap 24 jam), jika begadang maka tidur di siang hari," katanya.
Selanjutnya 'kelola' stres dengan berbagi tugas dengan kerja tim yang baik dan saling toleransi empati.
Baca juga: Pemprov DKI gaungkan pengendalian obesitas lewat CERDIK dan PATUH
Baca juga: Pengidap obesitas dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Adhyaksa
Baca juga: Pria obesitas asal Ceger ini hanya bisa berbaring di rumahnya
Praktisi kesehatan sebut obesitas dapat dicegah sejak dalam kandungan
6 Maret 2024 18:02 WIB
Ilustrasi - Pasien obesitas M Kenzi (1) digendong ibunya Fitriah (40) (tengah) di Rumah Sakit Hermina, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (24/2/2023). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024
Tags: