Teheran (ANTARA News) - Iran tidak akan menerima prasyarat apa pun untuk menghadiri pembicaraan perdamaian mengenai Suriah, kata wanita Juru Bicara Kementerian Luar Negeri di Teheran Marzieh Afkham pada Selasa (8/10).

"Jika kehadiran kami (dalam pembicaraan perdamaian mengenai Suriah) akan membantu menemukan penyelesaian, penetapan prasyarat untuk mengundang Iran ke pembicaraan itu tak bisa diterima, dan kami tidak menerima prasyarat apa pun," kata Afkham sebagaimana dikutip kantor berita resmi Iran, IRNA.

Pada Senin (7/10), Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf mengatakan Amerika Serikat mungkin setuju Iran ikut dalam pembicaraan Jenewa II, yang mungkin diselenggarakan, mengenai Suriah jika Teheran mendukung "Komunike Jenewa I" --yang menyerukan pemerintah peralihan di Suriah.

"Republik Islam tersebut sejak dulu selalu menggarisbawahi dialog antar-pihak yang bertikai di Suriah sebagai satu-satunya cara mengakhiri krisis mengerikan di Suriah dan siap memberi sumbangan untuk proses ini," kata Afkham pada Selasa.

"Keengganan untuk mengundang Iran bagi pengembangan proses politik (bagi Suriah) melucuti peran konstruktif Iran dalam pembicaraan itu," ia menambahkan, sebagaimana dikutip Xinhua.

Amerika Serikat dan beberapa negara Barat telah menuduh Iran mendukung Pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang saudara dan menyebut "iran sebagai bagian dari masalah".

Pada Juni 2012, negara Barat dan beberapa tetangga Suriah --termasuk Irak, Turki dan negara Teluk-- menyepakati di Jenewa pemerintah peralihan di Suriah sebagai cara bagi penyelesaian diplomatik dalam konflik di negara Arab itu.

Belakangan, pembicaraan Jenewa II disarankan oleh Rusia dan Amerika Serikat dalam upaya penerapan kesepakatan terdahulu.


Penerjemah: Chaidar Abdullah