Kementan: Potensi lahan peremajaan sawit rakyat capai 1 juta hektare
6 Maret 2024 03:13 WIB
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Andi Nur Alam Syah memberi keterangan dalam jumpa pers usai Rapat Koordinasi Nasional Akselerasi Peremajaan Sawit Rakyat di Jakarta, Selasa (5/3/2024). ANTARA/HO-Humas Kementan/am.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Andi Nur Alam Syah mengatakan bahwa potensi lahan peremajaan sawit rakyat (PSR) yang dapat dioptimalkan mencapai 1 juta hektare untuk penanaman padi gogo.
“Hasil identifikasi Direktorat Jenderal Perkebunan tersedia potensi lahan PSR yang dapat dioptimalkan seluas 1 juta hektare,” kata Andi dalam Rapat Koordinasi Nasional Akselerasi Peremajaan Sawit Rakyat di Jakarta, Selasa.
Namun, dia menyampaikan setelah diverifikasi final diperoleh lahan yang dapat ditumpangsarikan dengan padi gogo (padi lahan kering) seluas 540 ribu hektare. Langkah tersebut merupakan implementasi Program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan atau yang biasa disebut Kesatria
“Program kesatria ini diharapkan memberi tambahan produksi 1 juta ton gabah kering panen atau GKP,” ucap Andi dalam keterangan resmi di Jakarta.
Dia menerangkan Program PSR sejak tahun 2017 hingga saat ini telah dilaksanakan di 21 provinsi dan 148 kabupaten/kota dan telah diterbitkan rekomendasi teknis peremajaan seluas 327.065 hektare.
Baca juga: Kementan rumuskan aturan baru peremajaan sawit rakyat di kawasan HGU
Baca juga: Pemerintah usul kenaikan dana peremajaan sawit jadi Rp60 juta/hektare
“Dengan realisasi tanam 218.272 hektare yang tersebar di 21 provinsi sentra perkebunan kelapa sawit dan pada tahun 2024 ini program PSR ditargetkan seluas 120.000 hektare dengan target seluas 80.000 melalui jalur dinas dan 40.000 jalur kemitraan,” ucap Andi.
Andi menerangkan Program Tanam Padi Gogo di lahan perkebunan kelapa sawit dan kelapa tumpang sari tanaman pangan, merupakan kegiatan kolaborasi Direktorat Jenderal Perkebunan bersama Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dengan pemangku kepentingan perkebunan baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar negara dan swasta.
Program ini, lanjut Andi, sebagai upaya mengoptimalkan lahan perkebunan sawit dan kelapa serta menambah penghasilan bagi pekebun selama masa peremajaan sawit dan kelapa.
Dia mengatakan dalam pelaksanaannya Direktorat Jenderal Perkebunan bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, pemerintah provinsi, kabupaten/kota, asosiasi dan seluruh pemangku kepentingan perkelapasawitan dan kelapa.
“Untuk duduk bersama berkoordinasi dan berperan aktif mencari solusi dari setiap tantangan dalam mensukseskan program Kementerian Pertanian yaitu peremajaan sawit rakyat akselerasi dengan program tanaman pangan, demi mewujudkan peningkatan produktivitas dan kualitas kelapa sawit dan ketahanan pangan,” kata Andi.
Baca juga: Serikat petani sawit dukung dana peremajaan Rp60 juta per hektare
Baca juga: Airlangga: Realisasi peremajaan sawit meningkat 72,35 persen
“Hasil identifikasi Direktorat Jenderal Perkebunan tersedia potensi lahan PSR yang dapat dioptimalkan seluas 1 juta hektare,” kata Andi dalam Rapat Koordinasi Nasional Akselerasi Peremajaan Sawit Rakyat di Jakarta, Selasa.
Namun, dia menyampaikan setelah diverifikasi final diperoleh lahan yang dapat ditumpangsarikan dengan padi gogo (padi lahan kering) seluas 540 ribu hektare. Langkah tersebut merupakan implementasi Program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan atau yang biasa disebut Kesatria
“Program kesatria ini diharapkan memberi tambahan produksi 1 juta ton gabah kering panen atau GKP,” ucap Andi dalam keterangan resmi di Jakarta.
Dia menerangkan Program PSR sejak tahun 2017 hingga saat ini telah dilaksanakan di 21 provinsi dan 148 kabupaten/kota dan telah diterbitkan rekomendasi teknis peremajaan seluas 327.065 hektare.
Baca juga: Kementan rumuskan aturan baru peremajaan sawit rakyat di kawasan HGU
Baca juga: Pemerintah usul kenaikan dana peremajaan sawit jadi Rp60 juta/hektare
“Dengan realisasi tanam 218.272 hektare yang tersebar di 21 provinsi sentra perkebunan kelapa sawit dan pada tahun 2024 ini program PSR ditargetkan seluas 120.000 hektare dengan target seluas 80.000 melalui jalur dinas dan 40.000 jalur kemitraan,” ucap Andi.
Andi menerangkan Program Tanam Padi Gogo di lahan perkebunan kelapa sawit dan kelapa tumpang sari tanaman pangan, merupakan kegiatan kolaborasi Direktorat Jenderal Perkebunan bersama Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dengan pemangku kepentingan perkebunan baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar negara dan swasta.
Program ini, lanjut Andi, sebagai upaya mengoptimalkan lahan perkebunan sawit dan kelapa serta menambah penghasilan bagi pekebun selama masa peremajaan sawit dan kelapa.
Dia mengatakan dalam pelaksanaannya Direktorat Jenderal Perkebunan bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, pemerintah provinsi, kabupaten/kota, asosiasi dan seluruh pemangku kepentingan perkelapasawitan dan kelapa.
“Untuk duduk bersama berkoordinasi dan berperan aktif mencari solusi dari setiap tantangan dalam mensukseskan program Kementerian Pertanian yaitu peremajaan sawit rakyat akselerasi dengan program tanaman pangan, demi mewujudkan peningkatan produktivitas dan kualitas kelapa sawit dan ketahanan pangan,” kata Andi.
Baca juga: Serikat petani sawit dukung dana peremajaan Rp60 juta per hektare
Baca juga: Airlangga: Realisasi peremajaan sawit meningkat 72,35 persen
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024
Tags: