Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam laporan yang diterima di Jakarta, Senin, mengatakan fenomena itu terekam melalui data seismisitas dan deformasi.
Baca juga: Gunung Merapi muntahkan tujuh awan panas guguran beruntun Senin sore
Aktivitas awan panas guguran dominan terjadi di sisi barat daya (Sungai Bebeng dan Krasak), yaitu sebanyak 502 kejadian, sisi tenggara (Sungai Gendol) sebanyak 65 kejadian, dan sisi selatan (Sungai Boyong) sebanyak 55 kejadian.
Selama periode erupsi tersebut, telah terjadi 10 kali peningkatan intensitas erupsi termasuk yang terjadi pada 4 Maret 2024.
Hendra menuturkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih berada pada tingkat level III atau siaga.
Baca juga: Gunung Merapi luncurkan lima kali guguran lava ke arah dua sungai
"Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya," pungkas Hendra.
Gunung Merapi secara administratif terletak di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; dan Kabupaten Magelang, Boyolali, Klaten di Provinsi Jawa Tengah.
Gunung Merapi dipantau secara visual dan instrumental dari lima pos pengamatan gunung api yang berada di Pos Kali urang (Kabupaten Sleman), Pos Ngepos dan Babadan (Kabupaten Magelang), serta Pos Jrakah dan Selo (Kabupaten Boyolali).
Baca juga: Kemarin, 27 kasus kematian KPPS hingga Gunung Semeru kembali erupsi