New York (ANTARA News) - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) jatuh terhadap mata uang utama lainnya pada Senin (Selasa pagi WIB), karena perseteruan tentang anggaran Amerika Serikat berlarut-larut tanpa ada tanda-tanda kemajuan.

Pada pukul 21.00 GMT (Selasa pukul 04.00 WIB), euro diperdagangkan pada 1,3579 dolar AS dibandingkan dengan 1,3557 dolar pada Jumat (4/10).

Dolar AS juga melemah terhadap yen, dibeli 96,68 yen Jepang dibandingkan dengan 97,46 yen sebelumnya, demikian seperti dilansir kantor berita AFP.

Para pemimpin Demokrat dan Republik tidak membuat kemajuan dalam pembahasan anggaran selama akhir pekan maupun Senin sehingga penghentian sementara sebagian kegiatan (shutdown) pemerintah AS berlanjut memasuki minggu kedua.

Para analis utamanya mengkhawatirkan kebuntuan dapat menyebabkan kelumpuhan serupa menjelang batas waktu 17 Oktober untuk menaikkan plafon utang, karena berberpotensi menghancurkan ekonomi.

"Sentimen dolar telah dalam mode mundur untuk sementara waktu, di tengah kekhawatiran bahwa perseteruan politik yang menyerempet bahaya di Washington bisa merugikan pertumbuhan Amerika selama kuartal terakhir tahun ini dan mempertahankan Fed dari perlambatan stimulus," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions.

Namun Manimbo mengatakan dolar benar-benar bisa menguat karena eskalasi kecemasan pasar AS menyebabkan posisi uang kertas dolar AS sebagai safe haven--mata uang yang nilainya diharapkan bisa bertahan atau bahkan meningkat saat pasar bergejolak-- "elit".

Christopher Vecchio, seorang analis mata uang di DailyFX, mengatakan dolar AS sebagai sebuah safe haven akan meningkat "jika batas waktu 17 Oktober merayap maju tanpa resolusi nyata di depan mata."

Tetapi Vecchio mengatakan dolar AS kemungkinan akan diperdagangkan pada sebuah diskon terhadap safe haven lain seperti yen Jepang dan franc Swiss.