Washington (ANTARA News) - Sasaran serangan pasukan khusus AS di Somalia adalah Abdulkadir Mohamed Abdulkadir, seorang Kenya keturunan Somalia yang menjadi komandan gerilyawan asing bagi kelompok Al-Shabaab, kata seorang pejabat AS, Senin.

Warga Kenya yang memiliki nama alias Ikrima itu terkait dengan dua anggota Al Qaida yang memainkan peranan dalam pemboman 1998 di kedutaan-kedutaan AS di Kenya dan Tanzania, kata pejabat itu.

Kedua anggota Al Qaida yang sudah tewas, yang disebut-sebut pejabat AS itu sebagai Harun Fazul dan Saleh Ali Saleh Nabhan, juga diyakini memainkan peranan dalam serangan-serangan 2002 terhadap sasaran Israel di Mombasa, Kenya.

Washington sebelumnya mengatakan, sasaran serangan terhadap sebuah rumah di kota pelabuhan Barawe di Somalia selatan adalah pemimpin Al-Shabaab yang "bernilai tinggi", dan tidak ada personel AS yang tewas atau cedera dalam operasi itu.

New York Times mengutip seorang pejabat AS yang mengatakan, sasaran serangan itu mungkin tewas, namun pasukan khusus AS Navy SEALs terpaksa ditarik sebelum memastikan kematian gerilyawan itu.

Operasi itu menandai serangan paling berarti AS di Somalia sejak pasukan komando membunuh anggota penting Al Qaida Saleh Ali Saleh Nabhan di daerah yang sama empat tahun lalu.

Penyerbuan itu dilakukan setelah serangan terhadap sebuah pusat perbelanjaan di Nairobi, Kenya, yang diklaim oleh Al-Shabaab.

Al-Shabaab yang bersekutu dengan Al-Qaida mengobarkan perang selama beberapa tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah Somalia dukungan PBB.

Nama Al-Shabaab mencuat setelah serangan mematikan di Kampala pada Juli 2010.

Para pejabat AS mengatakan, kelompok Al-Shabaab bisa menimbulkan ancaman global yang lebih luas.

Al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Kampala, ibukota Uganda, pada 11 Juli 2010 yang menewaskan 79 orang.

Pemboman itu merupakan serangan terburuk di Afrika timur sejak pemboman 1998 terhadap kedutaan besar AS di Nairobi dan Dar es Salaam yang diklaim oleh Al-Qaida.

Washington menyebut Al-Shabaab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan Al-Qaida yang dibentuk almarhum Osama bin Laden.

Al-Shabaab mengejutkan dunia dengan serangan di pusat perbelanjaan di Nairobi, yang dimulai Sabtu siang (21 September), ketika orang-orang bersenjata menyerbu ke dalam kompleks pertokoan itu dengan menembakkan granat dan senjata otomatis serta membuat pengunjung toko yang panik lari berhamburan untuk menyelamatkan diri.

Kelompok itu menyandera sejumlah orang dan terlibat dalam ketegangan dengan polisi dan pasukan hingga Selasa (24 September), ketika Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mengumumkan bahwa bentrokan telah berakhir dan sedikitnya 67 orang tewas, demikian AFP.
(M014)