Makassar (ANTARA News) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga masih ada keterlibatan hakim-hakim lainnya di tingkat Mahkamah Konstitusi (MK) atas kasus penyuapan yang melibatkan Akil Mochtar (AM) selaku pimpinan lembaga tersebut.

"Jadi, begini. Korupsi itu kan jarang dilakukan sendiri-sendiri. Pasti ada pihak-pihak lain. Karena itu, kita masih mendalami, melihat jauh ada tidak hakim lain selain Akil yang terlibat kasus ini," ujar Ketua KPK, Abraham Samad, di Makassar, Senin.

Usai pelatihan "Peningkatan Kapasitas Penegak Hukum Dalam Penanganan Tindak Pidana Korupsi", Abraham mengemukakan bahwa kemungkinan penyuapan dilakukan bukan seorang diri.

"Feeling kita, kemungkinan besar dilakukan bukan seorang diri. Tapi, masih kita dalami dan belum disimpulkan karena masih terlalu prematur, dan baru satu kali diperiksa," katanya.

Menurut dia, KPK masih terus melakukan pengembangan terhadap tersangka pelaku penyuapan, yakni AM dengan melihat keterlibatan unsur-unsur lainya.

"Masih dikembangkan, Jadi, kita akan memeriksa dia dengan kasus suap, tapi kita belum bisa simpulkan. Kita masih dalami, ada tidak, kita masih mau melihat ada keterlibatan yang bersangkutan, maka masih didalami," ucapnya.

Saat ditanyai wartawan, sampai saat ini sudah berapa kasus penyuapan yang masuk ke KPK, termasuk yang melibatkan Ketua MK, ia berujar, sudah banyak.

"Begini, gugatan pilkada itu bukan wewenang KPK. Jadi, bukan berarti kalau Akil sudah kita tahan lantas KPK juga punya kewenangan menganulir. KPK tidak punya kewenangan di situ. Tetapi, banyak kasus penyuapan, dan saya tidak bisa sebut satu per satu," ujar mantan Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat ACC Makassar itu.

Berkaitan dengan isu yang beredar terkait rekaman televisi jaringan tertutup (CCTV) di rumah Akil yang merekam ada oknum bupati asal Sulawesi Selatan yang terekam berada di rumah Akil sebelum ditangkap KPK, Abraham pun tidak berkomentar.

"Tetapi, setelah kita tangkap Akil, laporan mulai berdatangan. Mengenai dengan rekaman CCTV, KPK hanya mengambil di kantor tersangka, dan di rumahnya belum. Dan saya heran kenapa ada berita begitu. Insya Allah KPK akan dilindungi Tuhan," demikian Abraham Samad.