Jakarta (ANTARA) - Penyelenggara hub olahraga Dash Sports menggelar kompetisi lari di lintasan Track Tribe Showdown 2024 yang diikuti ratusan pelari dari sebanyak 30 lebih komunitas berlari yang tersebar di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.

"Track Tribe Showdown merupakan ajang terbaru dalam jajaran gelaran olahraga Dash Sports, dirancang secara cermat memadukan sekaligus melibatkan para penggemar lari dalam serangkaian kejuaraan atletik yang seru dan mendebarkan," kata Chief Strategic Officer Dash Sports Imam Sulisto kepada wartawan dalam acara pembukaan Track Tribe Showdown 2024 di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu.

Ia menjelaskan ajang kompetisi lari yang digelar untuk ketiga kalinya itu berawal dari sebuah program latihan rutin olahraga lari di Dash Sports selaku hub olahraga yang menghubungkan para penggemar, klub, acara, dan komunitas olahraga.

Dalam perjalanan, antusiasme dan partisipasi komunitas kian besar sehingga track tribe bertransformasi menjadi sebuah ajang unggulan yang mencerminkan komitmen Dash Sports dalam menghadirkan acara olahraga terbaik bagi komunitas, khususnya pegiat olahraga lari.

Track Tribe Showdown 2024 dibuka di Jakarta, lalu dihelat di Bandung pada Mei, dilanjutkan di Yogyakarta pada Juni hingga babak final di Jakarta pada bulan September.

Pada acara pembukaan, Dash Sports bersama Yayasan MPS & Penyakit Langka Indonesia memanfaatkan momentum tersebut untuk mengajak komunitas berlari agar menggaungkan kesadaran dan kepedulian publik terhadap penyakit langka.

Peserta melaksanakan lari bersama sejauh 400 meter atau satu putaran lintasan sebagai simbol dukungan untuk momentum World Rare Disease Day dan anak-anak penderita penyakit langka di Indonesia.

"Kami sangat senang, bersyukur, dan terharu dapat bergabung bersama sahabat-sahabat dari Dash Sports dan para pegiat lari, peserta TrackTribe Showdown hari ini, merayakan bersama World Rare Disease Day 2024," ujar Ketua Yayasan Mucopolly Sacharidosis (MPS) dan Penyakit Langka Indonesia Peni Utami.

Ia berharap, sinergi kekuatan komunitas ini membawa dampak besar untuk memunculkan kesadaran dan kepedulian serta dukungan lebih jauh masyarakat Indonesia terhadap penyakit langka yang banyak diderita oleh anak-anak.

Dalam kesempatan itu, Peni Utami juga menghadirkan dan memperkenalkan anak-anak penderita penyakit langka seperti M. Azam
Yasirullah (10) penderita sakit gaucher dan Muhammad Al Fatih, 6 tahun yang menderita penyakit jeune syndrome type 11.

Baca juga: 3.000 pelari ikuti maraton Bandung
Baca juga: Ajang lari LPS Monas Half Marathon 2024 dirancang lebih kompetitif