Jakarta (ANTARA) - Kesempatan tidak dapat diraih bila menyerah di tengah jalan. Itulah moto hidup yang diusung Muhammad Opti Prabina Samosir, alumnus dari salah satu skema pelatihan yang kini berjalan di Indonesia, yaitu Program Kartu Prakerja.

Betapa tidak, sejak program tersebut diluncurkan pada 2020 -- ditandai pembukaan gelombang pertama pada 11 April 2020 -- pria 30 tahun itu sudah mendaftar agar dapat menjadi peserta yang mendapatkan kesempatan emas menjalani pelatihan dengan dukungan Pemerintah.

Namun, dia harus menanti 3 tahun hingga akhirnya diterima menjadi peserta ketika Program Kartu Prakerja membuka gelombang ke-58 pada Juli 2023.

"Saya hobi belajar dan haus ilmu. Saya tetap coba karena ini bermanfaat," kata ayah dua anak itu ketika ditemui ANTARA di Medan, Sumatera Utara.

Opti sendiri masih menempuh pendidikan untuk mendapat ijazah sarjana Teknik Informatika di Universitas Budi Darma, yang tertunda penyelesaiannya sampai saat ini karena kondisi keluarga. Untuk mencari pendapatan, dia bekerja sebagai mitra pengemudi aplikasi daring dan juga menyediakan jasa reparasi ponsel.

Dia juga mengajar di sebuah SMK di Medan dan sempat melamar menjadi pemrogram karena sudah memiliki latar belakang sebagai mahasiswa TI.

Akan tetapi belajar sebagai mahasiswa TI saja tidak cukup. Lamarannya ditolak karena ada beberapa faktor, mulai dari belum menyelesaikan kuliah sampai batasan usia.

"Saya membutuhkan sertifikat yang menyatakan saya bisa, dan satu-satunya yang bisa saya jangkau memang Prakerja karena semua pelatihan lain berbayar, sedangkan Prakerja gratis," tegasnya.

Dengan dana pelatihan Rp3,5 juta dari Prakerja, dia memanfaatkannya untuk tiga pelatihan. Yaitu dua pelatihan pemrograman dan satu pelatihan soft skill yang berfokus pada cara berkomunikasi. Alasan Opti memilih pelatihan komunikasi sangat sederhana, dia ingin berbeda dari anggapan bahwa pemrogram kebanyakan tidak dapat berkomunikasi dengan baik.

Efeknya luar biasa. Berbekal sertifikat yang didapat dia melamar untuk bergabung dalam tim yang menyelesaikan proyek pembuatan situs untuk sebuah kecamatan. Sembari bekerja sebagai pemrogram lepas, dia juga memperdalam kompetensi dengan mendaftar pelatihan lain di Alkademi.

Dia dan teman-temannya juga kemudian membuat gerakan jelang Lebaran tahun ini yang diberi nama unik, "Lailatul Coding" yang ingin membantu UMKM dengan membuatkan 1.000 desain situs untuk mereka.

Lulus pelatihan Prakerja dan mengikuti pelatihan yang didukung oleh program itu ternyata mengubah hidup Opti. Dari segi finansial, nilai yang didapat dari pekerjaannya sebagai pemrogram lepas sejak tahun lalu mencapai lebih dari 1.000 dolar atau sekitar Rp15 juta.

Selain aspek finansial, dia juga dapat mengembangkan diri untuk memulai persekutuan komanditer atau CV yang bergerak di bidang multimedia dan pemrograman untuk mendapatkan lebih banyak pekerjaan. Dia juga bersama rekannya tengah terlibat dalam UMKM yang mendaur ulang limbah untuk menjadi barang lain seperti jam.

Dia berharap program sebaik Prakerja dapat diluaskan tidak hanya untuk yang tengah mencari kerja dan pekerja, tapi juga membantu menyiapkan siswa-siswa yang berada pada tahun akhir untuk memiliki keahlian khusus.

Alumnus Program Kartu Prakerja, Merlin Milawari Silalahi ketika ditemui usai Temu Alumni Prakerja di kota Medan, Sumatera Utara, Kamis (29/2). ANTARA/Prisca Triferna

Beri kepercayaan diri

Manfaat Kartu Prakerja juga dirasakan oleh Merlin Milawari Silalahi, ibu rumah tangga asal Medan yang langsung mendaftar pada 2023 setelah melihat konten tersebut di media sosial.

Alasannya sederhana, setelah menjadi ibu rumah tangga selama 7 tahun dan pernah berkarier di sektor perbankan, dia ingin meningkatkan kemampuan setelah sempat merasa tidak ada perkembangan yang berarti selama beberapa tahun terakhir.

Dana pelatihan dimanfaatkan sepenuhnya untuk mengikuti pelatihan pemasaran untuk pengembangan bisnis, mengembangkan konten media sosial untuk pemasaran digital, dan merancang kemasan produk.

Ketiga topik itu dipilih untuk mendukung usaha berjualan daring yang dia lakukan selama ini, di sela mengurus keluarganya. Ibu dari tiga anak itu memanfaatkan kompetensi yang didapat untuk merancang desain promosi untuk produk-produknya yang dia pasarkan melalaui lokapasar atau marketplace sebuah media sosial.

"Untuk ibu rumah tangga, pelatihan Prakerja meningkatkan kepercayaan diri," ujar perempuan berusia 39 tahun itu.

Pelatihan yang dilakukan karena menjadi peserta Program Kartu Prakerja membuatnya dapat menyerap ilmu baru, membuatnya lebih percaya diri dan merasa lebih berkembang sebagai seorang perempuan sekaligus ibu rumah tangga.

Merlin bertekad untuk memanfaatkan pelatihan dan kemampuan yang sudah didapatnya untuk lebih mengembangkan diri ke depan dan mendapatkan ilmu-ilmu lain.

"Ini bukan hanya masalah kerjaan, melainkan lebih ke jati diri kita sebagai perempuan Indonesia. Jangan hanya terpaku pada pekerjaan semata tapi kita juga seorang ibu yang harus mencerdaskan anak-anak kita, jadi kita perlu wawasan luas," katanya.

Menikmati manfaat yang diberikan dari menjadi peserta Prakerja, dia ingin agar keberadaan program beasiswa pelatihan untuk meningkatkan kompetensi kerja dan kewirausahaan itu dapat menjadi wadah bagi para perempuan yang ingin terus mengembangkan kemampuan mereka.



Peningkatan produktivitas

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan kebekerjaan para alumnus Prakerja perlu dinilai dari tiga aspek termasuk apakah yang sudah bekerja meningkatkan produktivitas. Begitu juga dengan wirausaha, apakah berhasil juga meningkatkan produktivitasnya dan peserta yang dulu menganggur lalu bisa mendapatkan pekerjaan.

Mengikuti pelatihan Prakerja sendiri tidak menjamin para pekerja mendapatkan pekerjaan, tapi memberikan kesempatan kepada yang terpilih ikut program untuk mendapatkan pelatihan yang dapat membantu meningkatkan diri mereka.

"Prakerja itu bukan hanya untuk memecah telur dari nol ke satu, tapi juga membuat yang bekerja meningkat pendapatannya, yang wirausahawan meningkat omzet dan kualitas bisnisnya," kata Denni kepada ANTARA usai rangkaian acara Program Kartu Prakerja di Medan.

Keberadaan Program Kartu Prakerja memang dapat membantu orang-orang yang ingin mencari pekerjaan dan bagi pekerja yang ingin mendapatkan kemampuan baru atau meningkatkan kompetensi.

Riset Presisi Indonesia pada 2021 menunjukkan penerima Prakerja mengalami peningkatan pendapatan per bulan sebesar 17--21 persen dibanding non-penerima.

Selain itu, lembaga riset internasional J-PAL SEA pada tahun yang sama juga menemukan program Prakerja meningkatkan peluang kerja dan kewirausahaan. Program itu tidak hanya berhasil meningkatkan peluang mendapatkan pekerjaan baru sebesar 18 persen, tetapi juga peluang memiliki usaha naik signifikan hingga 30 persen.

Pada saat yang sama, pemanfaatan sertifikat pelatihan dalam pencarian kerja juga meningkat drastis sebesar 172 persen.

Denni mengingatkan Prakerja sendiri bukan merupakan satu-satunya program Pemerintah yang memberikan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi. Contohnya, pelatihan juga diberikan oleh Balai Latihan Kerja (BLK) yang berada di bawah Kementerian Ketenagakerjaan.

Bersama kementerian dan lembaga lain, Program Kartu Prakerja saling mendukung untuk meningkatkan kompetensi masyarakat Indonesia terutama yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.

Peningkatan kompetensi pekerja memang harus dilakukan untuk memanfaatkan momentum bonus demografi Indonesia pada 2030 dan memastikan Indonesia Emas terwujud pada 2045.