Presiden Yudhoyono buka konferensi internasional Tri Hita Karana
6 Oktober 2013 13:48 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan sambutan pada acara pembukaan the Tri Hita Karana International Conference on Sustainable Development 2013 di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Minggu (6/10). Dalam acara itu juga diluncurkan Sustainable Development Solutions Network (SDSN) Indonesia dan kawasan Asia Tenggara. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Presiden Susilo Yudhoyono membuka konferensi internasional Tri Hita Karana Pembangunan Berkelanjutan yang berfokus pada pariwisata, sebagai bagian aktivitas KTT APEC 2013, di Nusa Dua, Bali, Minggu siang.
"Tri Hita Karana adalah filosofi masyarakat Bali di mana manusia harus menjaga tiga elemen keharmonisan, yaitu manusia dengan lingkungan, manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan Tuhan, jika ketiganya tercapai maka kemakmuran akan terwujud," kata Yudhoyono.
Pariwisata dalam konteks pembangunan ekonomi berkelanjutan dan merata --salah satu tiga pilar yang diusung Indonesia-- menarik perhatian para anggota ekonomi KTT APEC 2013. Isu ini cukup sentral karena bisa mendorong berbagai sektor lain bergerak bersama.
Disayangkan, ketiga elemen Tri Hita Karana itu, belum bisa diseimbangkan saat ini. Beberapa aktivitas perekonomian masih berbenturan dengan keberlangsungan kelestarian lingkungan hidup.
Oleh sebab itu, Yudhoyono menyerukan setidaknya ada empat aksi bersama yang dapat dilakukan untuk menyeimbangkan elemen tersebut, terutama di bidang ekonomi dan lingkungan.
Pertama, negara-negara harus siap beradaptasi dan berkembang menghadapi perubahan yang ada, terutama dalam hal lingkungan hidup.
Kedua, negara-negara harus jujur dalam mengenali kekuatan dan kekurangan dalam menghadapi isu lingkungan hidup untuk pembangunan berkelanjutan.
Ketiga, negara-negara harus mempercepat integrasi antara kebutuhan lingkungan yang lestari terhadap strategi pembangunan.
Keempat, pemerintah dan para pemangku kepentingan lain harus menjalin kerjasama.
"Kurangi persaingan geopolitikal yang ada, keempat aksi bersama itu dapat diterapkan dalam sektor pariwisata sehingga generasi mendatang masih dapat menikmati keindahan alam yang sekarang ada," kata Presiden.
"Tri Hita Karana adalah filosofi masyarakat Bali di mana manusia harus menjaga tiga elemen keharmonisan, yaitu manusia dengan lingkungan, manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan Tuhan, jika ketiganya tercapai maka kemakmuran akan terwujud," kata Yudhoyono.
Pariwisata dalam konteks pembangunan ekonomi berkelanjutan dan merata --salah satu tiga pilar yang diusung Indonesia-- menarik perhatian para anggota ekonomi KTT APEC 2013. Isu ini cukup sentral karena bisa mendorong berbagai sektor lain bergerak bersama.
Disayangkan, ketiga elemen Tri Hita Karana itu, belum bisa diseimbangkan saat ini. Beberapa aktivitas perekonomian masih berbenturan dengan keberlangsungan kelestarian lingkungan hidup.
Oleh sebab itu, Yudhoyono menyerukan setidaknya ada empat aksi bersama yang dapat dilakukan untuk menyeimbangkan elemen tersebut, terutama di bidang ekonomi dan lingkungan.
Pertama, negara-negara harus siap beradaptasi dan berkembang menghadapi perubahan yang ada, terutama dalam hal lingkungan hidup.
Kedua, negara-negara harus jujur dalam mengenali kekuatan dan kekurangan dalam menghadapi isu lingkungan hidup untuk pembangunan berkelanjutan.
Ketiga, negara-negara harus mempercepat integrasi antara kebutuhan lingkungan yang lestari terhadap strategi pembangunan.
Keempat, pemerintah dan para pemangku kepentingan lain harus menjalin kerjasama.
"Kurangi persaingan geopolitikal yang ada, keempat aksi bersama itu dapat diterapkan dalam sektor pariwisata sehingga generasi mendatang masih dapat menikmati keindahan alam yang sekarang ada," kata Presiden.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013
Tags: