PM Singapura ajak pererat stabilitas Asia-Pasifik
6 Oktober 2013 11:55 WIB
Pemimpin Ekonomi Singapura PM Lee Hsien Loong ketika menjadi pembicara pada sesi kedua APEC CEO Summit 2013 di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Bali, Minggu (6/10). Dialog sesi kedua tersebut bertajuk "The State of the World : A Strategic Assessment". (ANTARA FOTO/ M AGUNG RAJASA)
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong mengajak ekonomi APEC untuk mempererat kerja sama menjaga stabilitas di kawasan Asia-Pasifik terkait dengang kondisi geopolitik global saat ini.
PM Lee mengatakan dalam diskusi panel sesi ke dua APEC CEO Summit di Nusa Dua, Minggu, dalam membangun perdamaian dan menjaga stabilitas di kawasan Asia-Pasifik diperlukan kerja sama yang erat antar negara, terutama ekonomi APEC, disamping bergantung pada peran Amerika dan China.
"Krisis dapat terjadi di mana saja, mungkin di Syiria, atau Laut China Selatan yang meyangkut China dan beberapa negara ASEAN, atau di Semenanjung Korea. Tetapi, dari berbagai keinginan dan niat baik dari setiap negara, tidaka ada yang tidak mungkin untuk dicari penyelesaiannya secara damai," kata dia.
"Di mana pun krisis itu terjadi, saya tidak berharap setiap negara pada akhirnya pergi berperang," lanjut dia.
Oleh karena itu, Lee menggarisbawahi pentingnya kerja sama antar negara di kawasan melalu dialog regional maupun inter-regional, seperti yang diwadahi oleh APEC.
Menurut dia, APEC telah mengembangkan dirinya dari sekadar oragnisasi ekonomi dan perdagangan ke isu-isu global karena pada akhirnya, satu isu memengaruhi isu yang lain.
Terkait konflik Laut China Selatan, Lee berpendapat bahwa ekonomi APEC harus mendorong negara-negara terkait untuk kembali mengacu pada tata perilaku atau Code of Conduct (COC) tentang Laut China Selatan yang telah disepakati.
Lee juga menilai isu terorisme masih menjadi ancaman bagi stabilitas kawasan Asia-Pasifik yang akan memengaruhi iklim ekonomi dan investasi.
"Terorisme masih menjadi faktor utama yang membuat investor angkat kaki dari suatu negara. Namun demikian, saya pikir dengan berbagai jaringan kerja sama penanganan terorisme di kawasan maupun global telah membuat isu ini semakin melemah dari waktu ke waktu," kata Lee.
PM Lee Hsien Loong menjadi pembicara di sesi kedua APEC CEO Summit bersama Pemimpin PricewaterhouseCoopers International Ltd Dennis Nally, Pemimpin Cereals, Oils and Foodstuffs (COFCO) Corporation Frank Gauning Ning, Presiden dan CEO Moody`s Corporation.
PM Lee mengatakan dalam diskusi panel sesi ke dua APEC CEO Summit di Nusa Dua, Minggu, dalam membangun perdamaian dan menjaga stabilitas di kawasan Asia-Pasifik diperlukan kerja sama yang erat antar negara, terutama ekonomi APEC, disamping bergantung pada peran Amerika dan China.
"Krisis dapat terjadi di mana saja, mungkin di Syiria, atau Laut China Selatan yang meyangkut China dan beberapa negara ASEAN, atau di Semenanjung Korea. Tetapi, dari berbagai keinginan dan niat baik dari setiap negara, tidaka ada yang tidak mungkin untuk dicari penyelesaiannya secara damai," kata dia.
"Di mana pun krisis itu terjadi, saya tidak berharap setiap negara pada akhirnya pergi berperang," lanjut dia.
Oleh karena itu, Lee menggarisbawahi pentingnya kerja sama antar negara di kawasan melalu dialog regional maupun inter-regional, seperti yang diwadahi oleh APEC.
Menurut dia, APEC telah mengembangkan dirinya dari sekadar oragnisasi ekonomi dan perdagangan ke isu-isu global karena pada akhirnya, satu isu memengaruhi isu yang lain.
Terkait konflik Laut China Selatan, Lee berpendapat bahwa ekonomi APEC harus mendorong negara-negara terkait untuk kembali mengacu pada tata perilaku atau Code of Conduct (COC) tentang Laut China Selatan yang telah disepakati.
Lee juga menilai isu terorisme masih menjadi ancaman bagi stabilitas kawasan Asia-Pasifik yang akan memengaruhi iklim ekonomi dan investasi.
"Terorisme masih menjadi faktor utama yang membuat investor angkat kaki dari suatu negara. Namun demikian, saya pikir dengan berbagai jaringan kerja sama penanganan terorisme di kawasan maupun global telah membuat isu ini semakin melemah dari waktu ke waktu," kata Lee.
PM Lee Hsien Loong menjadi pembicara di sesi kedua APEC CEO Summit bersama Pemimpin PricewaterhouseCoopers International Ltd Dennis Nally, Pemimpin Cereals, Oils and Foodstuffs (COFCO) Corporation Frank Gauning Ning, Presiden dan CEO Moody`s Corporation.
Pewarta: Azi Fitriyanti
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: